AYC, kata dia juga membuktikan bahwa anak muda juga resah dan ingin berkontribusi untuk menyelesaikan beragam masalah di sekitarnya. Termasuk masalah kecanduan gawai, pernikahan dini, sampah puntung rokok, literasi, ekonomi, kekerasan berbasis gender dan banyak lagi yang lain.

Berangkat dari empati akan masalah yang dihadapi komunitas atau orang-orang di sekitarnya, 13 kandidat AYC yang berumur 10-19 tahun ini lalu membentuk tim dan merancang inovasi sosial yang menggerakkan perubahan bagi masyarakat di sekitarnya. 

Mereka berasal dari 9 provinsi yang di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Jambi, Banten, Kalimantan Barat, dan Maluku.  "Masing-masing telah menciptakan dampak yang dihargai baik di skala lokal, nasional, maupun internasional," tandasnya.

Ketiga belas Ashoka Young Changemaker 2023 ini telah disepakati secara bulat oleh 10 panelis independen, yang merupakan tokoh-tokoh dari berbagai bidang. Seperti H.A. Syarif Munawi (Wakil Sekjen PB NU), H. Didik Suhardi, PhD (Ketua Majelis Pendidikan Nasional Muhammadiyah), Adi Prinantyo (Redaktur Pelaksana Harian Kompas), Jovial da Lopez (Chief Creative Officer, Narasi), Ifa Misbach (dosen Universitas Pendidikan Indonesia) serta berbagai ahli lainnya. 

Ashoka sendiri merupakan organisasi nirlaba yang didirikan Bill Drayton, pionir gerakan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) telah mendukung lebih dari 3,800 wirausahawan sosial dari 93 negara di dunia yang tergabung sebagai Ashoka Fellows.