KKP Tetapkan SBT jadi Lokasi Program Penangkapan Ikan Terukur dan Penataan Kalaju
BERITABETA.COM, Bula — Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP] menetapkan Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] menjadi lokasi Program Penangkapan Ikan Terukur dan Penataan Kampung Nelayan Maju [Kalaju].
Selain Kabupaten SBT, Coastal Fisheries Initiative [CFI] Project milik KKP ini juga menjadikan Kabupaten Maluku Tenggara [Malra] sebagai lokasi program terobosan KKP di Provinsi Maluku.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan SBT Ramli Sibualamo kepada beritabeta.com di ruang kerjanya, Rabu (25/5/2022) mengungkapkan, program tersebut berkonsentrasi pada kegiatan dengan sumberdaya ikan yang berkelanjutan, penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan mengangkat kearifan lokal.
"Orientasi pekerjaan yang pertama dilakukan adalah penguatan kelembagaan dengan merubah cara berfikir dari masyarakat pesisir," ungkap Ramli Sibualamo.
Ramli menandaskan, orientasi awal yang dilakukan tersebut melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan produk masyarakat pesisir yang selama ini sudah dikenal luas seperti ikan asin, sambal roa, rumput laut dan ikan asap [ikan julung].
"Sambil kita bikin pelatihan, kita juga berikan bantuan sarana kepada mereka. Jadi bantuan ini nantinya diberikan oleh Dirjen Tangkap kepada Kelompok Nelayan Tangguh [Kalaju]," tandasnya.
Dia membeberkan, lokasi program ini dipusatkan di Kecamatan Seram Timur, namun Dinas Perikanan dan Kelautan SBT tambah dia sudah mengusulkan sejumlah lokasi lain yang dinilai jadi lokasi potensi sumberdaya.
"Kami sementara mengusulkan program, dalam tahun 2022 ini pun kegiatan ini berjalan selama lima tahun kedepan," bebernya.
Ia mengaku, program yang akan dijalanlan KKP ini sangat membantu masyarakat pesisir di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu, sehingga dia sangat mengapresiasi program tersebut
"Saya sangat mengapresiasi dengan kegiatan ini karena membantu masyarakat pesisir. Memang kita lihat sejauh ini belum terlalu berkembang terkait dengan pendapatan dan kesejahteraan mereka, sehingga ini yang jadi fokus kita," pungkasnya (*)
Pewarta : Azis Zubaedi