"Itu artinya, ekonomi digital adalah peluang yang harus kisa ditangkap oleh generasi muda atau Milenial Indonesia, termasuk di Maluku Sehingga Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang untuk pertama kalinya hadir di Maluku, khususnya Kota Ambon dan sekitarnya pada tahun 2021 ini, harus disambut dengan baik dan penuh antusias," jelasnya.

Wagub menambahkan ada beberapa hal yang menyebabkan Maluku masih kurang inovasi, bahkan masuk kategori miskin, yaitu terkait dana alokasi umum yang kecil, hanya sekitar 3T untuk 11 Kabupaten/Kota di Maluku, juga kurangnya investasi dan lapangan kerja.

Dengan adanya Gerakan Startup Digital ini, Wagub berharap dapat menjadi salah satu langkah maju dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Maluku, juga dapat menjadi inovasi untuk menurunkan angka kemiskinan, dan menciptakan lapangan pekerjaan di Maluku.

Gerakan yang dinisiasi oleh Kemenkominfo ini tentu dapat menjadi wadah bagi pengembangan ekosistem startup digital, sehingga adaptasi teknologi -di masyarakat dapat terus meningkat.

Diharapkan, inovasi teknologi yang dihadirkan oleh startup akan menjadi salah satu kunci terwujudnya kemandirian ekonomi bagi masyarakat, khususnya di Maluku.

Pemerintah Provinsi Maluku akan turut memberikan dukungan bagi pengembangan startup secara lokal, termasuk melalui upaya mendorong pembangunan infrastruktur teknologi yang bersifat inklusif.

"Hal ini diupayakan agar pemanfaatan inovasi teknologi oleh startup, dapat dimanfaatkan secara meluas dan tidak hanya memusat pada titik-titik tertentu, mengingat Maluku adalah daerah kepulauan," kata Wagub.

Wagub berharap inovasi berbasis teknologi digital akan dapat menyasar berbagai kalangan, terutama Milenial Maluku, sehingga dapat membantu mendorong kemandirian ekonomi lokal dan dapat memunculkan inovator-inovator muda dari Maluku. (*)

Pewarta : Febby Sahupala