BERITABETA.COM –  Perubahan drastis dilakukan Bella Shofie, setelah sempat menetap di Pulau Buru, Provinsi Maluku pada  awal masa pandemi Covid-19, Bella kini punya banyak aktifitas lain.

Selain mantap berhijab, pikirannya pun semakin terbuka untuk lebih peduli lagi akan orang-orang di sekitar.

Hal itu bermula saat Bella Shofie beserta anak dan suaminya, Daniel Rigan, mengisolasi diri di Pulau Buru. Selama kurang lebih 4 bulan, banyak pelajaran berharga yang didapatkan Bella Shofie di kampung halaman suaminya itu.

Dalam kondisi yang semakin sulit, Bella Shofie dan suami prihatin kepada warga di sekitar Pulau Buru. Mereka akhirnya memiliki niat untuk membudidayakan masyarakat sekitar.

Hal itu dilakukan Bella Shofie dan Daniel Rigan karena melihat potensi wilayah sekitar. Tak hanya itu, hal tersebut juga menjadi dasar untuk keduanya membantu perekonomian negara.

“Kalau Pandemi ini kan bukan cuma masalah Indonesia aja ya. Cukup serius, kita udah minum 5 persen ya negara ini. Sehingga menurut saya bumpernya itu adalah di UMKM. Kita pengalaman waktu kita menghadapi Krismon 97. Itu kan ketika pengusaha-pengusaha berjatuhan malah yang menjadi bumper kita di UMKM sebenarnya. Mereka yang bertahan sehingga kami ikut sama sama untuk antisipasi bagaimana kita mempertahankan UMKM. Mulai dari kita sendiri,” ungkap Daniel Rigan seperti dikutip dari detikcom, saat ditemui di Trans TV, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Produk lokal yang pertama ingin Bella Shofie dan suaminya kembangkan adalah beras Hotong dan Minyak Eucalyptus yang diberi nama Mak Tjik. Nantinya mereka akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memproduksi hasil alam di pulau Buru.

“Iya seperti kemarin kan kita kosong tiga bulan itu sebenarnya bukan kami tidak bekerja. kami buang waktu itu kami pulang ke kampung kami. Dan di sana kami bekerja sama dengan pemerintah daerah lewat TNI Polri kita coba masuk sama-sama membantu mereka untuk penyemprotan disinfektan. Lalu selain itu saya dan istri juga melihat potensi potensi yang kita bisa galakkan UMKM dan itu bisa menghasilkan beberapa produk,” tutur Daniel Rigan.

Beras Hotong tersebut ternyata bukan beras biasa. Ia memiliki glukosa yang kecil dan juga dapat digunakan sebagai bahan dalam membuat kue.

“Dan ini juga kalau kita bicara provit hampir belum ada karena ini semua kita bagikan kepada masyarakat. Mereka punya kopi, beras Hotong. Beras hotong ini hanya ada di tempat kami. Di seluruh Indonesia ini nggak ada. Dia sejenis beras dan dulu itu aslinya dari Amerika Latin. Tiba-tiba muncul di tempat kami, kami pun nggak tahu,” imbuh Daniel Rigan.

“Yang jelas itu ada dan kita prospek glukosanya itu kecil sekali. Sehingga saya melihat ini suatu prospek di mana kalau ini kita bisa kembangkan dengan baik, kita ajak kerjasama dengan salah satunya seperti IPB mereka bisa membantu, di sana ada produksi yang bagus dan ini bisa bersaing dengan produk-produk sekarang, beras-beras yang seperti beras mati, beras merah,” lanjutnya.

Nantinya, Bella Shofie akan menjadi brand ambassador untuk produk lokal Pulau Buru. Hal itu untuk menunjang penjualan agar lebih cepat dikenal masyarakat.

“Padahal ini bukan cuma hanya bisa untuk beras ini juga bisa untuk jadi kue dan lain seperti itu. Kemarin saya udah pernah coba buat kue hotong. Nah ini yang kami buat nanti si Bella saya masukin jadi brand ambasadornya di dua produk ini untuk membantu masyarakat di sana,” bener Daniel Rigan.

“Sedikit banyak kalau ini kita udah muncul kan semuanya udah selesai maka nanti masyarakat ini dan Bella bisa masuk sebagai brain Ambasador maka saya bisa membantu menghidupkan UMKM yang ada di tempat kami. Mulai dari kampung kami kabupaten kami kita mulai dari situ dan saya optimis bahwa ini tidak berpengaruh di COVID-19. Karena orang di sana masih bekerja dan tidak ada berpengaruh di situ,” pungkasnya (BB-DTC)