Cahaya Islam telah menghangatkan sejarah kebesaran India walau lebih dari setengah penduduknya beragama Hindu. Peradaban Islam memang tak pernah pandang bulu.

Seperti cerita saudaranya di Andalusia yang berakhir tragis. Padahal peradaban ini hanya bertujuan satu, membawa kemajuan dalam masyarakat bertaqwa di bawah panji Muslimin dengan menjunjung tinggi setiap hak masyarakatnya yang berbeda keyakinan.

Dan ini menjadi bukti nyata di setiap catatan sejarah Islam dimanapun mereka berpijak, meski dari kaca mata Barat sekalipun.

India... Wangi Islam masih meninggalkan harum kisahnya yang tak mungkin dimusnahkan dari tanah Nupur Sharma dan Naveen Kumar. Shame on you, dear..

Lembaga kajian Amerika Serikat Pew Research Center merilis data berdasarkan riset yang dilakukan, bahwa pertumbuhan umat Islam di dunia, diprediksi akan naik 70 persen dari tahun 2015 - 2060.

Pada 2075, jumlah Muslim akan melampaui Kristiani. Detailnya dipublikasi mereka berjudul " The Changing Global Religious Landscape " (2017).

Ironisnya, ketika peristiwa ini terjadi, negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, sudah tak lagi dalam genggaman negeriku, melainkan dari negeri yang sedang menghujat Nabinya kaum Muslimin, yaitu India.

Tak dijelaskan, entah karena umat Muslim Indonesia merosot berkurang atau karena jumlah Muslim di India bertambah dengan signifikan.

Menurut riset, pertumbuhan Muslim di dunia, karena tingginya tingkat kesuburan di kalangan keluarga Muslim, juga disebabkan semakin masifnya percintaan si Hawa dan Eva maupun sebaliknya dikalangan anak muda bergaya Barat.

Sementara itu masyarakat Eropa dan Amerika semakin tak berminat berkeluarga dan enggan mempunyai anak. Istilah kerennya childfree yang mulai dijajakan ke pintu - pintu pemikiran anak - anak muda Muslim.

Jajanan ini sepertinya tak akan laku dikalangan keluarga Muslim, apalagi dengan adanya pergerakan dakwah yang luar biasa di tengah  anak - anak muda Eropa dan  Amerika yang antusias dengan ilmu Islam.

Berkembangnya dunia digital, membuat manusia dari berbagai belahan dunia semakin mudah mengakses informasi tentang agama yang dibawa duta negeri akhirat yang terakhir ini, Rasulullah Muhammad SAW.

Sebagai umat Islam, apa yang sudah kita  persiapkan untuk generasi Muslim, ketika gerbang Islam dibuka selebar - lebarnya oleh pemilik bumi ini ?

Saking logisnya agama ini, meskipun  "Islamofobia " terus dihembuskan, ajaran Islam tetap menarik perhatian kelompok - kelompok terdidik dari negara - negara maju.

Tak sedikit diantara mereka mencari informasi lebih banyak lagi, lalu berhenti sejenak menghirup aroma cinta Allah yang berakhir pada ucapan kalimat syahadat di ujung  pencarian hidup.

Gencarnya berita - berita negatif di media - media elektronik tak menyurutkan niat para muallaf - muallaf di penjuru bumi. Mataku berkaca - kaca menyaksikan setiap kali bibir - bibir mereka mengakui kebenaran Islam.

Layaknya generasi Imaduddin Zanki dan putranya Nuruddin Zanki. Peran merekalah yang menyiapkan lahirnya generasi Shalahuddin Al Ayyubi yang membebaskan Baitul Maqdis dan mengembalikan ukhuwah kaum Muslimin. Dan cara ini berbuah hasil.

Kembali kepada peradaban Iqra, dimana Al Qur'an dan hadits menjadi kunci pembuka lautan ilmu. Kunci ini menjadi kewajiban setiap Muslim ada dalam genggaman tangannya.

Bukankah Allah SWT mengangkat dan menjatuhkan suatu kaum dengan Al - Qur'an ?

Dari Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Allah mengangakat derajat beberapa kaum melalui kitab ini ( Al-quran ) dan Dia merendahkan beberapa kaum lainnya melalui kitab ini pula.” (HR : Muslim).

Lembaran - lembaran sejarah Islam begitu melimpah, mestinya menjadi petunjuk bagi umatnya. Tak bisa dihitung berapa banyak utang peradaban sekarang ini pada kaum Muslimin.