BERITABETA.COM, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends memastikan sebanyak 97 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel [PLTD] yang mengkrak di wilayah Maluku – Maluku Utara akan dituntaskan di tahun 2022 ini.

Kepastian ini disampaikan setelah mengikuti Rapat Kerja Komisi VII Bersama dengan Menteri ESDM, Arifin Taslim dan seluruh jajaran, PT. PLN Persero, PT Pertamina, SKK Migas, dan BPH Migas yang berlangsung di Jakarta, Rabu (13/4/20220.

Dalam keterangan pernsya yang diterima beritabeta.com, politisi PDI-P Maluku ini menjelaskan rapat kerja tersebut membahas empat agenda utama yakni realisasi, DIPA TA 2022 Triwulan, strategi dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak global, sistem informasi mineral dan batubara antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA) dan progres capaian bauran Energi Baru Terbarukan [EBT]  sebesar 23% pada tahun 2025.

Menurut Mercy Barends, dalam kesempatan rapat tersebut, dirinya telah menyoroti secara blak-blakan dan transparan capaian dan kendala terkait beberapa permasalahan kelistrikan dan ketersediaan dan BBM subsidi di Maluku.

Untuk BBM subsidi, kata Mercy,  telah diputuskan bersama Menteri ESDM untuk ada  tambahan volume solar subsidi secara nasional sebesar 2.3 Jt Kl, Pertalite 5.4 Jt Kl dan Mitan 100.000 Kl.

“Hasil ini masih harus dikawal di Badan Anggaran [Banggar]. Nanti jika sudah diketok, Komite BPH Migas akan menggelar rapat untuk menetapkan tambahan quota baru per daerah,” jelas Mercy.

Terkait masalah kelistrikan,  dapat disampaikan sebanyak 97 lokasi PLTD (LP) yang mangkrak mencakup 489 desa di Maluku dan Maluku Utara, sampai dengan akhir  tahun 2021 terdapat 31 LP yang menyala mencakup Maluku 78 desa dan Maluku Utara 76 Desa.

Adapun dari 31 LP, 14 LP berada di Maluku yakni PLTD, Tayando Yamtel, Tahalupu, Tonu Jaya, Rhun, Ay, Hatta, Air Buaya, Ollong, Keffing, Kesui, Elat, Rerean, Jerol dan Ilwaki baik dalam bentuk pasang baru mesin, perbaikan, relokasi SPD, dan penambahan grid/jaringan.

“Semuanya tersebar di 9 kabuapten /kota masing-masing, kota Tual, Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, Buru, Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara, Kepulauan Aru dan Maluku Barat Daya,” urainya.

“Sisa 66 LP yang mencakup 335 desa, dapat saya sampaikan 63 LP akan menyala di tahun 2022 dengan 4 metode. Sementara 3 LP lainnya sesungguhnya siap menyala sejak tahun 2021 namun ada bebeberapa kendala teknis,” pungkas Anggota Banggar DPR RI ini.

Mercy menguraikan, dari empat metode ini dapat dijelaskan, metode pertama meliputi,  proses pemeliharaan dan Rrelokasi SPD mencakup 29 PLTD, dengan 15 PLTD berada di Maluku dengan rencana status menyala Agustus 2022.

Ke-15 PLTD ini masing-masing,  PLTD Kwamor, Namamolin, Longgar, Beltubur, Wakua, Doka Barat, Adodomolo, Makatian, Werwawan, Rumahlewang, Mahaleta, Wulur, Latalola Besar, Rumkuda dan Watuwei.

“Semuanya tersebar di kabupaten SBT, Kepulauan Aru, KKT dan MBD yang merupakan wilayah-wilayah dengan basis elektrifikasi yang rendah. Progres sementara berlangsung, sebagian mesin sudah berada di tempat, sebagian dalam proses dan tidak ada kendala dari anggaran. Jika ada kondisi alam dan cuaca ekstrim sudah kami sampaikan tetap harus selesai tahun 2022,” tandas Mercy.

Berikutnya metode kedua yakni, pengembangan grid dan relokasi SPD (Satuan Pembangkit Diesel) sebanyak 15 LP di Maluku dan Malut dengan rencana menyala Oktober 2022.

Khusus untuk  Maluku 9 PLTD disiapkan dengan metode 2 yakni PLTD Guli-guli, Tayando Langgiar, Romean, Wunlah, Matakus, Arwala, Eray, Letmasa, Lewah tersebar di Kab/Kota, SBT, Kota Tual, KKT, dan MBD.

Ia menegaskan, anggaran sementara disiapkan dan diharapkan komitmen dari KESDM dan PT.PLN Persero untuk berjalan sesuai dengan rencana.

“Akan menjadi masalah jika ruang fiskal anggaran terkoreksi karena kenaikan harga komoditi dunia baik Migas maupun komoditi lainnya,” beber dia.

Mercy mengaku atas persoalan ini, respons yang disampaikan  Menteri ESDM sangat besar dalam dan menunjukan komitmen pemerintah untuk menuntaskan sejumlah PLTD yang masih bermasalah ini.

“Jika sisa LP yang  belum menyala sampai akhir tahun 2022, anggaran akan tetap disiapkan tahun 20223,” ungkap Mercy mengutip pengakuan Menteri ESDM.

Untuk metode ketiga, interkoneksi rencana PLTD Lisdes ke sistem eksisting akan dilakukan pada 5 LP. Semuanya berada di Maluku Utara.

Sedangkan metode keempat, pengadaan SPD baru pada 14 LP den rencana menyala Juli 2022.

Di Maluku terdapat 11 PLTD dengan metode 4 di lokasi PLTD  Effa, Warbal, Ur Pulau, Tanimbar Kei, Tayando Tam, Koijabi, Lor Lor, Benjuring, Kaiwabar, Luang dan Teor pada Kab SBT, Malra, Kota Tual, Kepulauan Aru dan MBD. Dalam rapat kendala anggaran membuat agak terhambat penyiapan 14 LP ini.

“Saya sungguh-sungguh mengawal setiap metode penyelesaian LP di atas. Puji Tuhan masuk dalam point 7 kesimpulan rapat hari ini. Pemerintah dan PT. PLN  menyelesaikan masalah 97 PLTD khususnya di Maluku, Maluku Utara dan secara umum di daerah 3T lainnya,” tutup Mercy (*)

Editor : Redaksi