BERITABETA.COM, Ambon – Selama enam tahun dirintis, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Muhajirin Wara Desa Batumerah Kecamatan Sirimau, Ambon, kini menuju akreditasi.

Pendiri MI Al-Muhajirin Wara, Husein Mamang, mengatakan, sekolah yang menampung para anak yatim dan kurang mampu itu didatangi tim akreditasi dari Badan Akreditasi Provinsi Sekolah atau Madrasah (BAP-SM) Maluku, pada Rabu, 20 Nopember 2019.

“Kedatangan tim akreditasi ini merupakan sebuah motivasi baru bagi kami dan dewan guru,” kata Husein Mamang di sela-sela kunjungan Tim Akreditasi di MI Al-Muhajirin Wara Ambon, Rabu (20/11/2019).

Dia mengatakan, sejak dirintis pada 2013 lalu, MI Al-Muhajirin Wara baru mendapat izin operasional pada 19 April 2018.

“Dan pada hari ini (Rabu, 20 Nopember 2019) resmi ikut akreditasi,” katanya.

Dia berharap, lembaga yang dipimpinnya bisa mendapatkan nilai akreditasi terbaik, sesuai dengan dengan upaya dan persiapan yang telah mereka lakukan.

Aktivitas belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Muhajirin Wara Desa Batumerah Kecamatan Sirimau, Ambon

“Dari segi infrastruktur dan tenaga pendidikan yang ada di sini, yang semuanya masih honorer, kami berharap bisa mendapat perhatian dari Kementerian Agama maupun Dinas Pendidikan setempat,” ujar Husein Mamang.

Asesor BAP-SM Maluku, Semy Lesnussa mengatakan, MI Al-Muhajirin Wara merupakan sekolah yang kelima, dari enam sekolah yang dijadwalkan di Ambon, untuk dilakukan visitasi akreditasi.

“Ini masih proses (visitasi akreditasi). Untuk pendidikan di kota ini, sebagian besar sekolah sudah siap dengan delapan standar visitasi,” kata Semy Lesnussa.

Delapan standar visitasi akreditasi itu yakni Isi, Proses, Pendidikan dan Tenaga Pendidik, Kelulusan, Sarana dan prasarana (sapras), Pengelolaan, Pembiayaan, dan Penilaian.

Dia mengatakan, dari sisi kesiapan, perbandingan MI Al-Muhajirin Wara dengan sekolah-sekolah negeri di Kota Ambon tidak jauh berbeda.

“Delapan standar pendidikan itu berjalan dengan baik,” katanya.

Menurut Lesnussa, di beberapa sekolah yang baru dibangun, standar sapras harus memerlukan suatu bangunan permanen yang luas.

“Selain itu, tenaga pendidik. Ini yang sangat dibutuhkan di beberapa sekolah yang baru dibangun, karena kebanyakan masih honorer,” katanya.

Dikatakannya, MI Al-Muhajirin Wara bisa memenuhi persyaratan akreditasi. Hal itu antara lain ditunjukan dengan jumlah siswa dan tenaga pendidik yang memenuhi persyaratan.

“Meskipun 12 orang (tenaga pendidik) ini semuanya honorer, tapi sudah baik,” katanya.

Dia menjelaskan, terkait akreditasi, Tim Asesor hanya  bertugas untuk menilai, sesuai dengan bukti fisik  yang disiapkan oleh pihak sekolah.

“Disitulah hak keberhasilan sekolah. Jadi keberhasilan sekolah itu (ditentukan) dari delapan standar yang disiapkan oleh sekolah. Bila semua berjalan dengan baik, maka tidak ada masalah,” ungkapnya

Dijelaskan, nilai akreditasi bisa C, B, atau A. Sedangkan bila sekolah itu belum memenuhi persyaratan, maka tidak terakreditasi.

“Keputusannya nanti ditentukan boleh Badan Akreditasi Provinsi bersama Badan Akreditasi Nasional. Hasilnya dua atau tiga Minggu sudah keluar,” ujarnya. (BB-ENY)