BERITABETA.COM, Ambon – Satu lagi fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Lahakaba, Kecamatan Teluti, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dalam kondisi memprihatinkan.

Para tenaga kesehatan, nekat melayani pasien yang berobat di Pustu dengan kondisi plafon yang nyaris roboh.

Kondisi ini diungkap oleh salah satu netizen di Facebook dengan nama akun I N R Welltoyo pada Kamis pagi (23/9/20221).

Dalam unggahan itu, I N R Welltoyo menulis kalimat “Bekerja di bawah reruntuhan bangunan yang lumayan beresiko, bukan karena bencana alam tapi kurangnya kepedulian dari pemerintah setempat,dikalau langit menangis bangunan pun ikut menangis,” tulisnya dengan menyertakan emotion menangis.

Setelah dikonfirmasi beritabeta.com melalui messenger Facebook, Kamis (23/9/2021) I N R Welltoyo mengaku kalau postingan tersebut bukan berasal darinya, tapi dari adiknya Millmila Mualo yang juga merupakan petugas kesehatan di Pustu Laimu.

“Itu postingan adik saya yang juga petugas kesehatan di sana. Karena beta (saya) lihat kondisinya cukup prihatin, makanya beta share ke group Facebook,” ungkapnya.

Ia pun meminta wartawan beritabeta.com untuk melihat gambarnya lebih jelas. Dia menduga bangunan Pustu tersebut mengalami kerusakan di bagian atapnya, sehingga bocor di saat musim hujan.

“Itu sebabnya air hujan langsung tembus dalam ruangan mengakibatkan, plafon rusak,”jelasnya.

Postingan yang dikirim akun I N R Welltoyo banyak menuai tanggapan netizen. Beberapa gambar yang ditampilkan  menunjukan kondisi plafon di ruang Pustu yang terbuat dari triplek itu sudah jatuh dan mengantung.

Di gambar lainnya juga menampilkan seorang pasien yang terbaring di atas tempat tidur salah satu rungan yang plafonnya nyaris roboh dan tengah diperiksa tenaga kesehatan.

Gambar-gambar ini membuat netiezen merasa prihatin.

“Astaga, turut berduka atas bangunan, semoga bisa direhab kembali,” tulis akun Ondeng Banda menanggapi.

“Kasihan....kok bisa ya di mn pemerintah? “ tanya Refio Luturmas Paulus.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah Dr. Jenny Adijaya yang dikonfirmasi secara terpisah melalui pesan WhatsApp dan teleponnya, tidak dapat menanggapi konfirmasi yang disampaikan. Pesan melalui WhatsApp tidak terbaca. Sementara dihubungi lewat telpon selulernya pun tidak diangkat (*)

Pewarta : dhino pattisahusiwa