BERITABETA.COM, Saumlaki –  Kebijakan Pemerintah Pusat (Pempus) untuk menyamakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh pelosok tanah air, mulai dirasakan masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar(3T), Provinsi Maluku.

Masyarakat Desa Batu Putih, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), kini menikmati kebijakan BBM Satu Harga. Mereka mengaku sepertinya baru merdeka, setelah puluhan tahun mengalami kesulitan, karena harga BBM yang mencekik dan juga jarak tempuh yang jauh untuk memperolehnya.

“Setelah berpuluh tahun akhirnya kami bisa menikmati BBM satu harga seperti yang dinikmati masyarakat lain. Untuk membeli BBM kita tidak perlu jauh ke pusat Kota Saumlaki,” ungkap salah satu masyarakat Desa Batu Putih, Poly Angwarmase, Kamis (27/12/2018).

Menurut dia, selama ini masyarakat Desa Batu Putih membeli BBM ke pusat Kota Saumlaki dengan jarak tempuh 40 KM atau satu jam perjalanan. Harga BBM jenis premium dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp20 ribu, sedangkan solar dijual Rp10 ribu – Rp15 ribu.

“Harga BBM yang tinggi tentu berpengaruh pada harga transportasi angkutan kota serta angkutan bagi nelayan yang akan melaut. Kami bersyukur pemerintah peduli pada masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kota, dengan diresmikannya SPBU kompak ini dapat membantu warga ekonomi berpenghasilan rendah,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan  seorang nelayan, Markus yang  mengatakan, harga BBM yang tinggi berpengaruh pada hasil tangkapan ikan. “Kehadiran SPBU kompak dapat membantu para nelayan untuk membeli BBM jenis solar guna melaut, karena lokasnya juga dekat dengan lokasi mencari ikan sehingga tidak perlu membeli dari SPBU di pusat kota atau di desa Larat,” katanya.

Ungkapan syukur yang disampaikan warga Desa Batu Putih setelah PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII  meresmikan sebanyak 17 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kompak di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat pada 2018.

17 SPBU kompak yang telah direalisasikan PT Pertamina MOR VIII terbagi yakni Maluku lima unit serta 12 lainnya di Papua, Maluku Utara dan Papua Barat.

Realisasi program tersebut ditandai dengan peresmian program BBM satu harga ke-110 di Indonesia yakni SPBU kompak 86.976.111, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten MTB, (MTB), Provinsi Maluku oleh kepala BPH Migas , M. Fanshurullah Asa, Kamis (27/12/2018).

“Ini sebagai langkah kerja nyata dalam melaksanakan amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga untuk jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan secara nasional sesuai amanah,” kata Fanshurullah, di Saumlaki, ibu kota kabupaten MTB.

Dengan dioperasikan  SPBU Kompak Desa Batu Putih,  saat ini masayarakat setempat telah menikmati  harga BBM Satu Harga sama dengan yang dirasakan warga di seluruh wilayah di Indonesia yakni jenis BBM Solar Rp5.150 dan premiun dijual Rp6.450.

Fanshurullah menyatakan, BBM Satu Harga merupakan satu bukti besarnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat terutama di Kabupaten MTB yang secara geografis dekat dengan Australia.

“Kami berharap pemerintah daerah, pengusaha dan PT Pertamina (Persero) dapat bekerja sama dalam melakukan pengawasan, tidak boleh ada pelaku industri yang menikmati program BBM Satu Harga ini, ” ujarnya.

Menurutnya,  pembangunan SPBU Kompak di wilayah 3T, bukan merupakan hal yang mudah mengingat lokasi geografis dan ongkos angkut yang tinggi sehingga perlu dipastikan tepat sasaran peruntukannya.

“Dengan hadirnya program BBM satu harga di MTB, dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan BBM secara adil dan memacu pertumbuhan ekonomi, ” tandasnya.

BPH Migas, lanjutnya, akan terus mengawal pelaksanaan program BBM Satu Harga sesuai target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu 160 Penyalur BBM Satu Harga sampai 2019.

Pada 2018 telah diresmikan 110 Penyalur BBM Satu Harga dengan rincian 104 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan enam penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk. Pada 2019, ditargetkan 29 Penyalur beroperasi oleh PT Pertamina (Persero) dan satu Penyalur dari PT AKR Corporindo, Tbk.

General Manager PT Pertamina MOR VIII, Iin Febrian menjelaskan, hari ini secara bersamaan diresmikan dua SPBU kompak yakni di Kabupaten MTB dan Kepulauan Aru. “Dengan peresmian ini berarti kami telah mereslisasikan 17 SPBU kompak dari target 15 yang ditargetkan pada 2018, ” ujarnya.

Diakuinya, respon masyarakat akan program ini sangat baik. Diharapkan ada dampak bagi masyrakat yakni mendapatkan BBM dengan harga terjangkau, serta manfaat lainnya perekonomian masyarakat akan berjalan dengan baik.

“Yang pasti dampaknya adalah harga BBM yang lebih murah 40-50 persen, bukan hanya untuk para nelayan, tetapi masyarakat pengguna transportasi darat,” katanya.

Bupati MTB, Petrus Fatlolon, mengapresiasi Pertamina dan BPH Migas melalui program BBM satu harga di desa Batu Putih Otemer karena membawa dampak besar bagi kemajuan ekonomi masyrakat sekitar.

Kabupaten MTB terletak di bagian Selatan provinsi Maluku dan termasuk daerah 3T, sehingga harus diurai guna menurunkan angka kemiskinan yang cukup tinggi yakni 27,4 persen (BB-DIO)