BERITABETA.COM, Ambon – Penerapan  program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga yang dilakukan pemerintah di beberapa wilayah terluar dan terpencil di Maluku dinilai berdampak positif dalam menggairahkan ekonomi masyarakat di wilayah-wilayah yang disasar.

Hal ini diungkapkan Anggota Komisi VII DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Maluku, Mercy Chriesty Barends dalam keterangan persnya yang diterima beritabeta.com di Ambon, Jumat (29/3/2019).

Mercy yang kini masih berada di Kabupaten Aru mengatakan,  pemberlakuan program BBM Satu Harga  sangat membantu aktifitas keseharian masyarakat di wilayah terpencil, terutama untuk transportasi, listrik dan aktifitas para nelayan .

“Satu tetes BBM merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di wilayah terpencil di Maluku dalam melaksanakan kesehariannya terutama untuk transportasi, listrik dan lain-lain,” katanya.

Dilain sisi, kata anggota Komisi VII DPR RI dari PDIP-P ini, kebijakan pemerintah dalam program ini juga berdampak pada sirkulasi dan jangkauan BBM oleh konsumen sangat muda terwujud, sekaligus berdampak memotong mata rantai tengkulak yang selama ini memonopoli peredaran BBM di Maluku yang merugikan konsumennya.

“Semakin banyak titik BBM satu harga di Maluku maka bisa memotong rantai monopoli yang selama ini terjadi. Tengkulak tidak bisa lagi mematok harga BBM sesuka hatinya,” jelas  Mercy.

Sebelumnya, Mercy pada Selasa, (26/3/2019) juga ikut serta  dalam acara  peresmian lembaga penyalur program BBM satu harga SPBU Kompak 86.976.09 yang berlokasi di Desa Kolamar, Kecamatan Aru Utara, Kepulauan Aru.

Menurutnya,  pengoperasian BBM Satu Harga sudah sejak lama dirindukan masyarakat setempat. BBM satu harga di Maluku, terutama di wilayah yang sulit merupakan salah satu program yang diperjuangkannya di Komisi VII DPR-RI, dengan tujuan memotong mata rantai monopoli sehingga masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga murah yang ditetapkan pemerintah.

Kepala Balitbang Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana, Sales Executive Retail Wilayah Ambon MOR VIII PT Pertamina (Persero), Galih Pradipto, Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga dan Anggota Komisi VII DPR RI, Mercy Barends saat mengresmikan SPBU satu harga di Desa Kalomar, Kecamatan Aru Utara, Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (26/3/2019).

“ Ini  juga menunjukkan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo melalui Pertamina untuk menyediakan energi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Kepulauan Aru dan telah beroperasi sejak tahun 2018,”tandasnya.

Titik BBM satu harga di Kecamatan Aru Utara, yang telah melalui uji operasi sejak 29 September 2018, merupakan satu dari lima lokasi yang telah beroperasi di wilayah Maluku tahun 2017-2018. Tahun 2019 akan dilengkapi tiga titik lainnya, yakni di Kabupaten Maluku Barat Daya (dua titik) dan satu titik lainnya di Seram Bagian Timur.

“BBM Satu Harga merupakan realisasi dari salah satu butir program Nawacita pemerintahan Jokowi yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI,” ungkapnya.

Politisi PDI-P Mauku  yang kini kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2019 ini, berharap kehadiran titik BBM satu harga berdampak positif bagi masyarakat di Kecamatan Aru Utara dan wilayah sekitarnya di bidang ekonomi dan sosial, terutama menunjang kelancaran transportasi dan kebutuhan nelayan.

SPBU Kompak di Kecamatan Aru Utara yang dikelola UD Sinar Kola, merupakan SPBU ke-125 secara nasional yang telah dioperasikan pemerintah melalui Pertamina.

SPBU Kompak 86.976.09 Desa Kolamar, Aru Utara terdiri dari satu tangki premium berkapasitas 15 kilo liter (KL), dua tangki solar berkapasitas total 11 KL serta 50 buah drum besi berkapasitas 200 liter/drum). Titik penyalur berasal dari TBBM Dobo yang berjarak 78 kilometer dan pengangkutannya menggunakan kapal.

SPBU Kompak ini melayani 13 desa di wilayah Aru Utara dengan jumlah 1.400 kepala keluarga. Alat penyaluran menggunakan canting manual ke jerigen berkapasitas 60 liter untuk mesin motor nelayan.

Masyarakat Aru Utara, sebelumnya  memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan nelayan dari lembaga penyalur terdekat yakni SPBUN 88.976.01 yang lokasinya sekitar 80 Km, menyebabkan harga Premium di wilayah itu naik menjadi Rp10.000/liter dan solar Rp10.000-15.000/liter.

Dengan adanya SPBU ini, masyarakat Kecamatan Aru Utara kini bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya yakni Premium Rp6.450/liter dan Solar Rp5.150/liter.

Masih Ada 12 Titik

Sebelumnya,  Kepala Balitbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dan Sales Executive Retail Wilayah Ambon MOR VIII PT Pertamina (Persero) Galih Pradipto  mengatakan, program BBM Satu Harga khusus untuk wilayah Maluku dan Papua sepanjang 2016 hingga saat ini Pertamina telah mengoperasikan 39 titik lokasi SPBU kompak satu harga.

Direncanakan masih ada 12 titik lagi yang akan diresmikan pengoperasiannya. “Untuk di Maluku sendiri sejauh ini sudah lima titik SPBU satu harga yang diresmikan dan di Aru ini yang kedua kalinya,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga mengaku keberadaan SPBU itu akan sangat bermanfaat bagi warga dan para nelayan di kecamatan Aru Utara. “Kehadiran SPBU satu harga di Kepulauan Aru sangat membantu masyarakat di sini,” katanya. (BB-DIO)