BERITABETA.COM, Namlea - Di puncak Hari Ulang Tahun [HUT] Kabupaten Buru ke- 23, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah [IMM], Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia [GMNI] dan Pergerakan Mahasiswa Indonesia menggelar aksi demo menuntut Penjebat Bupati Kabupaten Buru, Djalaluddin Salampessy dicopot dari jabatannya.

Massa pendemo menilai Salempessy yang baru menjabat empat bulan sebagai Penjabat Bupati Buru gagal mengemban tugasnya. Bahkan mereka menilai kehadirannya di bumi Bupolo lebih  sarat dengan kepentingan politik tahun 2024.

Wartawan media ini melaporkan massa pendemo turun ke jalan melakukan aksi demo di dekat Alun-alun Bupolo, lokasi puncak acara HUT Kabupaten Buru ke-23, Rabu (12/10/2022).

Massa berusaha merangsek masuk mendekati belakang panggung utama alun alun Bupolo. Namun gerakan mereka ditahan personil Satpol PP dan petugas kepolisian dari Mapolres Buru.

Melalui pengeras suara, satu persatu tokoh IMM, GMNI dan Pergerakan Mahasiswa Indonesia berorasi di pinggir alun alun. Walau sudah menggunakan pengeras, para mahasiswa tidak sampai mengganggu jalannya kegiatan puncak HUT Kabupaten Buru.

Para pendemo meluapkan emosinya karena tidak dapat menyampaikan sikapnya langsung kepada Djalaluddin Salampessy, beberapa pendemo menumpahkan kemarahannya lewat pengeras suara seraya menuding Salampessy gagal memimpin Buru.

Satu per satu mereka mengurai kegagalan Djalaluddin Salampessy, mulai dari masalah BBM yang tidak dapat diatasi kelangkaan di masyarakat. Kemudian masalah gaji ratusan guru honorer yang berbulan-bulan tidak dibayarkan, sehingga berpengaruh kepada kinerja para guru.

"Bagaimana anak-anak murid mau pintar, kalau guru tidak diperhatikan. Jangan kita pelihara penjabat  semacam ini,"teriak salah satu orator yang menggunakan jas merah.

Kata aktivis IMM ini dampak dari kebijakan Djalaluddin Salampessy akan membodohi generasi muda di Kabupaten Buru.

"Penjabat Bupati Buru, kita tidak akan pernah mundur untuk mengikuti engkau dengan kebijakan bodoh dan kebijakan tidak pro terhadap rakyat. Kamu ke pendopo kita akan ke pendopo. Kamu ke Ambon kita akan ikut ke Ambon, kamu ke mana saja kita akan ikut karena engkau telah membawa segudang masalah di Kabupaten Buru,"teriang aktivis IMM  ini.

Sejumlah orator juga mengungkap masalah tunjangan dokter dan nakes di RSU Namlea, serta masalah TPP ASN yang sudah memasuki bulan Oktober yang juga belum terbayarkan dan berbagai masalah lainnya.

Djalaluddin dikritik karena dalam banyak forum resmi dan panggung panggung selalu melontarkan devisit APBD sampai Rp.100 miliar lebih. Namun tega menghambur-hamburkan dana APBD di kegiatan HUT Buru yang ke 23.

Mereka juga memasalahkan obat-obatan di RSU Namlea yang tidak tersedia secara memadai di sana. Djalaluddin juga dikritik habis-habisan karena diduga tidak mau menandatangani sejumlah dokumen proyek yang telah menang tender.

Masalah air bersih kota Namlea juga ikut menjadi sorotan, karena ribuan pelanggan rumah tangga sudah beberapa bulan ini tidak terlayani PDAM.

Kata beberapa pendemo, ada mesin milik PDAM yang rusak dan perlu diganti yang baru. Konon sudah tiga kali Kepala PDAM telah meminta langsung kepada Penjabat Bupati. Namun diabaikan sampai hari ini.

Sekian jam berorasi, pendemo mulai kesal karena Penjabat Bupati tidak mau menemui mereka. Ada yang berusaha menerobos barikade petugas, namun selalu gagal dan mahasiswa juga tidak ngotot melewati barikade karena tidak mau berbenturan dengan aparat.

Massa sempat berhenti berorasi, saat dari Mesjid Al Buruj mulai terdengar suara tarhim. Namun suara ngaji itu tidak mampu menghentikan aktivitas Penjabat Bupati dan Pemkab Buru yang sedang merayakan puncak HUT .

Djalaluddin memilih meninggalkan Alun -alun Bupolo dengan kendaraan dinasnya lewat satu sisi jalan belakang panggung yang tidak dikepung pendemo. Massa sempat gerah  melihat Djalaluddin yang tidak mau menemui mereka.

Salah satu pimpinan OPD terlihat sempat berjalan ke massa pendemo, sehingga nyaris terjadi insiden, namun penjabat itu keburu diselamatkan petugas kepolisian.

Setelah di Kantor Bupati, para pendemo akhirnya mau diterima Penjabat Bupati Buru di Aula Kantor Bupati. Itupun setelah dilobi dan difasilitasi personil Polres Buru. Namun pertemuan itu berjalan buntu, karena Djalaluddin terdengar angkuh saat berdialog dengan para pendemo.

Awalnya bertemuan berjalan lancar, beberapa aktivis sempat menyampaikan pendapat mereka. Tiba giliran Djalaluddin berbicara, ia terdengar beruadara dengan nada cukup tinggi.

Selanjutnya, ia balik menyerang para aktivis ini apakah dia tidak pernah terima mereka saat berdemo, seraya mengingatkan para pendemo jangan memfitnahnya.

Djalaluddin lalu menunjukan jarinya kepada salah satu aktivis IMM seraya melontarkan lagi beberapa kalimat. Tidak terima dengan arogansi Djalaluddin, ada aktivis IMM yang berdiri dari kursi  seraya memprotes Penjabat Bupati.

Akhirnya suasana pertemuan jadi kacau balau. Dan puluhan aktivis itu memih meninggalkan aula kantor bupati Buru (*)

Pewarta : Abd Rasyid T