BERITABETA.COM, Masohi - Penjabat Sementara (PjS) Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Siri Sori Islam (SSI) Kecamatan Saparua Timur, Halid Pattisahusiwa, melantik kepengurusan dari tiga lembaga untuk memperkuat masa perintahan transisi dan memfungsikan pranata adat di negeri itu.

Tiga lembaga itu terdiri dari  5 orang Kepala Soa, 23 orang sebagai Kewang  dan 49 orang pengurus Pemuda Negeri SSI yang pelantikannya dihelat di halaman baileo Tomagola Pailemahu, Negeri Siri Sori Islam, Sabtu (04/06/2022).

Acara pelantikan ini menjadi yang pertama kali digelar dengan menggunakan bahasa daerah setempat dalam pengucapan janji dan sumpah. Sebelumnya dua lembaga [kewang dan soa] sudah lama tidak difungsikan dan mengalami kefakuman selama kurang lebih 1 dekade.

Dalam kesempatan itu, Pattisahusiwa yang juga menjabat sebagai Camat Saparua Timur ini menegaskan, poin penting yang menjadi  alasan sehingga lembaga Kewang dan Kepala Soa ini harus dibentuk dikarenakan keberadaan kedua lembaga ini sudah lama tidak berfungsi saat kepemimpinan Raja Defenitif.

"Sebagai anak negeri dan anak adat yang dipercayakan Bupati Maluku Tengah sebagai Penjabat KPN di Negeri ini, saya merasa bertanggungjawab untuk kembali mengaktifkan keberadaan dan fungsi-fungsi pranata adat ini sesuai ketentuan yang berlaku,” tandas Pattisahusiwa.

Menurutnya, ketidakhadiran dua lembaga adat ini tentu sangat berpengaruh dalam pelaksanaan roda pemerintahan baik secara adminstratif maupun adat. Terutama di masa pemerintahan transisi ini dan juga untuk melakukan persiapan menuju suksesi Raja di masa mendatang.  

 

\

 

"Misalnya, alokasi ADD yang mencakup honorarium perangkat adat di negeri ini, selama ini tidak dapat disalurkan, karena keberadaan meraka tidak difungsikan dan ini juga menjadi salah satu faktor besarnya realisasi anggaran yang berakibat adanya silva ADD kita," jelas Camat Saptim ini.

Selain itu, Pattisahusiwa juga menjelaskan keberadaan kedua lembaga ini sangat penting untuk memuluskan jalannya pemerintahan transisi dan  mewujudkan suksesi raja kedepan.

Dikatakan, masa tugas lembaga Saniri Negeri Siri Sori Islam hanya tinggal beberapa bulan kedepan sehingga akan menjadi rancu bila kepala-kepala soa tidak dibentuk.

"Kepala Soa bertugas untuk kembali membentuk Lembaga Saniri yang baru kedepan dan lembaga Saniri inilah yang akan mewujudkan suksesi raja nanti," ungkap Pattisahusiwa. 

Pattisahusiwa mengakui pembentukan kedua lembaga ini  menjadi tanggungjawab raja sebagai kepala adat. Kewenangan ini menjadi tradisi sesuai adat yg dianut tetapi bukan berarti menjadi  sesuatu yang melanggar aturan, apalagi perubahan yang  yang dilakukan didasari nawaitu untuk kepentingan bersama dan mempertahankan serta menghidupkan kembali pranata adat.

"Mungkin yang menjadi polemik adalah soal prosesi pelantikan yang dilakukan, tetapi sebagai anak negeri kami sadar proses ini hanya bertujuan kebaikan bukan untuk merusak tatanan adat, dimana tujuan pentingnya adalah menghadirkan keberadaan kedua lembaga ini untuk kepentingan pelestarian negeri adat," jelasnya.

Ia pun menambahkan, sebagai Aparatur Sipil Negara [ASN] dirinya juga mengaku perubahan dan perbaikan yang dilakukan juga menjadi sebuah keinginan luhur yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Maluku Tengah yakni : “Menciptakan Tata Kelolah Pemerintahan yang Baik dan Bersih“

Di akhir sambutannya, Ia juga meminta dukungan kepada seluruh elemen masyarakat Negeri Siri Sori Islam, agar dapat bersama membangun negeri Siri Sori Islam dengan memegang teguh falsafah pika mese-mese yang diwariskan par pendahulu di negeri itu (*)

Pewarta : Edha Sanaky