BERITABETA.COM, Ambon – Kepala SMA Xaverius Ambon, Pastor Pius Titirloloby mengungkapkan pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) yang diundur hingga bulan September-Oktober 2021 tidak akan membawa pengaruh terhadap persiapan di sekolah yang dipimpinnya.

Pengunduran ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR secara virtual, Rabu, (20/1/2021) lalu.

Pius Titirloloby mengatakan sejak tahun 2021, dalam menghadapi ujian sekolah bagi kelas 12  pada Maret mendatang dan AKM (Asesmen  Kompetensi Minimum) bagi kelas 11 pada September atau Oktober mendatang, SMA Xaverius tetap melaksanakan sistem pembelajaran daring atau belajar online.

“Jadi tahun ini tidak ada UN yang ada AN atau AKM (Asesmen  Kompetensi Minimum) secara nasional. Jadi asesmennya itu untuk mengecek kemampuan siswa kelas 11, itu pun tidak semua ikut karena ini baru. Jadi hanya perwakilan siswa kelas 11 yang tahun ini diminta setiap sekolah mengutus 45 siswa-siswi, nanti dari pusat memilih secara acak secara nasional,” kata Pius di ruang kerjanya, Jumat (22/01/2021).

Ia mengatakan pelaksanaan AKM diundur ke bulan September atau bulan Oktober karena situasi pandemi yang meningkat. Adapun hal uang diuji dalam AKM yakni tentang literasi membaca dan numerasi.

Dijelaskan, dalam AN itu yang diuji adalah persoalan bagaimana logika mereka dalam menganalisa sesuatu. Jadi nanti ada narasi-narasi, bacaan-bacaan lalu mereka menganalisa lalu juga soal numerasi bagaimana mereka menghitung.

“Lebih kepada bagaimana mengecek daya nalar, dua hal itu yang dites untuk anak-anak. Jadi tidak ada mata pelajaran khusus misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris tidak ada, secara menyeluruh itu untuk kelas 11,” urainya.

Sedangkan untuk kelas 12, mereka akan melaksanakan ujian sekolah. Sekolah yang akan menyelenggarakan dan memutuskan sendiri tentang kelulusan.

“Materinya nanti sekolah yang tentukan apalagi dalam suasana pandemi ini. Biasanya ujian sekolah itu semua mata pelajaran diuji. Nilai itu lah yang nanti diatur dan diolah untuk dimasukkan dalam ijazah. Jadi dimulai dari tahun lalu sudah tidak ada ujian nasional,” katanya.

Terkait dengan pemantapan ujian sekolah, kata Pius, dari tahun lalu sudah tidak lagi diadakan pemantapan atau waktu khusus seperti les pemantapan.

“Tahun ini dan tahun lalu sudah tidak lagi, suasana pandemi lebih ke pelajaran normal, tetapi saat dalam pelajaran itulah nanti guru-guru yang menyiapkan dan melihat materi-materi dari kelas 10 sampai kelas 12. Biasanya semester genap ini materi kelas 12 sudah seharusnya selesai, lalu lebih ke pengulangan materi kelas 10 sampai kelas 12,” tambahnya.

Ia mengatakan jumlah siswa kelas 12 yang akan mengikuti ujian sekolah itu sebanyak 149 siswa sedangkan yang kelas 11 untuk AKM sekitar 96 siswa tetapi nanti yang dipilih hanya 45 siswa.

Ia juga berharap para siswa kelas 11 bisa menyiapkan diri secara baik untuk menghadapi AKM mendatang dan untuk kelas 12 dan bisa menyiapkan diri secara baik untuk ujian sekolah dengan mengikuti belajar secara normal dan belajar secara mandiri.  (BB-YP)