Pintu Peradaban itu Bernama Iqra'

Estafet cahaya dari Baghdad, Cordoba, Istanbul , berbinar mencahayai bumi Allah. Universitas Al - Qarawiyyin di kota Fez, Maroko , tercatat sebagai Universitas tertua di dunia, hadir satu abad sebelum Universitas Al - Azhar di Kairo dan tiga abad sebelum Unversitas Oxford di Inggris.
Hebatnya justru didirikan oleh seorang Muslimah bernama Fatimah Al Fikhri tahun 859 M, dikala leher - leher wanita - wanita Eropa diikat, dijual layaknya hewan - hewan ternak oleh suami - suami mereka.
Para Muslimah sudah melesat bersaing dalam ilmu pengetahuan tingkat dunia, wanita Eropa justru masih terbelenggu, dituduh sebagai penyihir yang harus meregang nyawa diatas tumpukan bara api pencabut nyawa.
Tradisi literasi pada masa kejayaan Islam, sungguh mencengangkan. Negara menyediakan fasilitas berlimpah dalam mendorong minat baca tulis kaum Muslimin.

Perpustakaan - perpustakaan menjamur di daulah - daulah Islam dengan fasilitas - fasilitas menakjubkan. Kita tahu kisah spektakulernya Baitul Hikmah di Baghdad ataupun kehebatan perpustakaan di Cordoba yang menggiurkan para pencinta ilmu di penjuru dunia.
Di kota Shiraz, salah satu Amir Dinasti Buwaihi, Adhud Al - Daula (949 - 978 M), bernama asli Abu Syuja Fanna Khusrau membangun sebuah perpustakaan spektakuler.
Lebih dari 360 ruangan disediakan untuk menampung buku - buku yang berjejer memenuhi rak - rak berdasarkan kategorinya. Perpustakaan ini dikelola oleh seorang kepala perpustakaan, pengawas, dan bendahara.
Gedung dengan kubah - kubah besarnya itu menambah kemegahan perpustakaan. Sebuah danau buatan dihadirkan memanjakan telinga dengan gemericik airnya menemani para pengunjung menyelesaikan lembaran - lembaran bukunya ataupun siapa saja pelawat yang hendak menenangkan pikiran di taman yang mengelilingi gedung itu.
Shiraz menjadi salah satu pusat ilmu dan budaya. Para cendekiawan dan seniman dari penjuru dunia, berdatangan menenuhi kota ini.
Bukan saja bangunan - bangunan perpustakaan yang dahsyat, namun banyaknya juga kelompok - kelompok diskusi literasi digelar di ruang - ruang perpustakaan di era keemasan Islam, menyebabkan lajunya ilmu pengetahuan tak terbendung lagi.
Pada abad 9 M, Zawiyat Qurra, sebuah perpustakaan dirancang dengan megah atas perintah penguasa Abbasiyyah, Khalifah Al - Mutawwakil. Setiap hari perpustakaan ini diramaikan dengan halaqah - halaqah diskusi.
Meskipun di Baghdad sudah tersedia Baitul Hikmah sebagai perpustakaan negara dengan 2 juta koleksi buku - bukunya, masih saja terus bertebaran perpustakaan - perpustakaan umum. Terekam dalam sejarah, dunia Islamlah yang memulai menghadirkan perpustakaan umum.