BERITABETA.COM, Ambon – Setelah dibangun hampir dua bulan lamanya,  Rumah Singgah warga Negeri Iha di Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tangah, dijadwal akan diresmikan Bupati Maluku Tengah (Malteng) Tuasikal Abua pada tanggal 4 Maret  2019 mendatang.

‘Undangan peresmian sudah kita edarkan, dan Insya Allah pada tanggal 4 Maret 2019 itu, sesuai hasil koordinasi kita dengan bapak Bupati, Rumah Singgah akan diresmikan langsung oleh Bupati yang momentumnya bersamaan dengan pembukaan MTQ Tingkat Kabupaten Malteng ke- 28 yang dipusatkan di  Negeri Siri-sori Islam,” demikian disampaikan Sekretaris Tim Peduli Negeri Iha, Ghali Hattala dalam rilisnya yang diterima beritabeta.com, Rabu (27/2/2019).

Ghali menjelaskan, acara peresmian Rumah Singgah di Negeri Iha, telah dikoordinasikan Tim Peduli Negeri Iha kepada forum Latupati Saparua dan Musyawara Pimpinan Kecamatan (Muspika) Saparua Timur. Dan semua pihak sudah menyepati untuk diresmikan Rumah Singgah yang kini sudah rampung dikerjakan oleh warga Negeri Iha dengan partisipasi penuh sejumlah pihak dan  warga di negeri-negeri tetangga.

Undangan Peresmian Rumah Singgah yang diedarkan Tim Peduli Negeri Iha

“Undangan peresmian yang disampaikan juga ditandatangi oleh Ketua Forum Latupati dan Camat Saparua Timur. Kita sudah sebarkan, dan momentum ini akan menjadi sejarah bagi kami anak cucuk Negeri Iha yang rindu akan tanah leluhur kami,” urai Ghali.

Sebelumnya, kegiatan membangun Rumah Singgah ini dilakukan sejak  tanggal 7 Januari 2019,  yang diawali dengan pelentakan batu pertama yang melibatkan semua unsur Muspika Saparua Timur, raja-raja, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Pulau Saparua  serta warga dari negeri tetangga di Kecamatan Saparua Timur.

Ide pembangunan Rumah Singgah dilakukan, menyusul keinginan sebagian besar warga Negeri Iha untuk kembali membangun tanah leluhur yang sudah belasan tahun di tinggalkan akibat imbas dari konflik komunal yang terjadi pada tahun 2000 silam.

“Gerakan membangun Rumah Singgah ini kami lakukan atas prakarsa kami sebagai anak negeri. Dengan tujuan kedepan kerinduan akan kembali hidup bergandengan dengan semua basudara di tanah Saparua dapat secepatnya terpenuhi, sehingga hari ini kami awali semua itu dengan membangun Rumah Singga,” tandas Ghali.

Ghali mengungkapkan, kegiatan pembangunan Rumah Singgah ini, ternyata cukup mendapat respond dan antusias  dari basudara di negeri-negeri tetangga di Pulau Saparua, khususnya di jazirah Hatawano.

Selain mendapat dukungan penuh, Rumah Singgah berukuran 9×7 meter ini, proses pembangunannya dilakukan dengan partisipasi penuh oleh sejumlah pihak. Sumber dananya berasal dari hasil sumbangan sukarela anak Negeri Iha, bantuan juga datang dari Badan Pekerja Klasis Pulau-Pulau Lease. Dan bantuan lainnya dari para raja dan warga negeri-negeri tetangga.

“Kami hanya bisa menyampaikan banyak terima kasih atas semua bantuan yang diberikan basudara di Saparua. Dan apa yang terjadi saat ini adalah bentuk kepedualian semua pihak agar warga Negeri Iha dapat kembali ke tanah leluhur,” ungkap Ghali. (BB-DIO)