BERITABETA.COM, Jakarta – Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut memastikan layanan kapal perintis terus beroperasi tanpa henti untuk melayani masyarakat di Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.

Demikian yang disampaikan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko dalam rilisnya  yang dikirim ke redaksi beritabeta.com, Rabu (27/2/2019), menyusul adanya isu terjadinya krisis pangan dan kebutuhan dasar masyarakat akibat tidak adanya layanan kapal selama 7 bulan terakhir ini.

Capt. Wisnu menjelaskan, munculnya isu krisis pangan tersebut diduga kuat terjadi,  karena adanya masa transisi penempatan kapal-kapal perintis baru yang akan ditempatkan di Provinsi Maluku menggantikan kapal-kapal perintis lama.

“Perlu diketahui bahwa Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi yang sangat mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat di sektor transportasi laut melalui program Tol Laut dengan 22 trayek perintis, mengingat Provinsi Maluku secara geografis merupakan daerah kepulauan. Kondisi ini menjadikan provinsi Maluku menjadi provinsi yang memiliki paling banyak trayek angkutan laut perintis,” ujar Capt. Wisnu.

Adapun untuk wilayah Pulau Romang Maluku telah dilewati oleh 5 trayek kapal perintis yaitu kode trayek R-24, R-47, R-52, R-55 dan R-63.

Capt. Wisnu menjelaskan bahwa kemungkinan munculnya isu krisis pangan disebabkan oleh Kapal Sabuk Nusantara 48 pada trayek R.52 yang merupakan satu dari 5 trayek yang memasuki pulau Romang harus melaksanakan docking (perbaikan rutin) dan selanjutnya, selesai docking, kapal tersebut direposisi ke trayek yang baru di daerah Tanjung Pinang.

“Kapal yang melayani trayek R.52 pangkalan Ambon memang dulu dilayari oleh kapal Sabuk Nusantara 48 (Ambon-Romang) yang beroperasi dengan lancar hingga voyage 20 di bulan Oktober 2018. Namun pada bulan tersebut, kapal harus docking ke Bitung. Sebenarnya masih ada 4 trayek kapal perintis lain yang singgah di Pulau Romang, hanya saja untuk masyarakat ambon yang akan ke Pulau Romang secara langsung frekuensinya berkurang akibat dampak transisi penempatan kapal baru ini,” jelas Capt. Wisnu.

Sesuai pengaturan penempatan kapal baru maka pada trayek R.52 akan menggunakan kapal baru Sabuk Nusantara 71 yang saat ini telah siap di galangan PT. JMI Semarang.

“Menurut penjelasan Direktur PT. JMI, Sjafari bahwa Kapal sudah siap mobilisasi ke Ambon hanya menunggu kesiapan kru kapal dan diperkirakan paling lambat Minggu depan kapal Sabuk Nusantara  71 sudah berlayar ke Ambon,” kata Capt. Wisnu.

Untuk memastikan angkutan laut pada trayek R.52 Ambon – Pulau Romang tetap terlayani maka sementara akan dikerahkan kapal baru Sabuk Nusantara 72 yang minggu lalu diserahterimakan di Saumlaki untuk trayek R.60 melalui pengaturan deviasi pada trayek tersebut hingga nantinya kapal Sabuk Nusantara 71 sampai tiba di Ambon.

Capt. Wisnu menegaskan, pemerintah terus berupaya semaksimal mungkin pada masa transisi penggantian kapal baru tersebut tidak sampai berdampak pada krisis kebutuhan barang pokok dan penting.

“Ditjen Hubla akan memastikan bahwa kapal perintis tetap hadir melayani masyarakat di wilayah Pulau Romang Maluku. Dan dalam hal ditemukan suatu waktu tidak ada kapal sama sekali di suatu daerah apalagi sampai terjadi krisis Bahan pokok dan penting maka diimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkannya ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut setempat atau ke kantor pusat Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta untuk selanjutnya akan segera kami proses lebih lanjut,” tutup Capt. Wisnu (BB-DIO)