BERITABETA.COM, Ambon – Keinginan Satgas Penanganan Covid-19 untuk menangani jenazah almarhum Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Mohammad Yasin Payapo dengan tata cara Covid-19 terpaksa tak dapat dilakukan.

Upaya yang ditempuh Satgas Covid-19 gagal. Pihak keluarga almarhum bersama  sejumlah warga mengusir Satgas Covid-19 yang datang ke rumah duka di Kawasan Galunggung, Desa Batumerah.

Almarhum Mohammad Yasin Payapo, berdasarkan hasil hasil tes cepat rapid antigen, dinyatakan positif Covid-19. Dia belum sempat menjalani test PCR, karena lebih dulu dipulangkan pihak keluarga, dan kemudian meninggal dunia.

Pantauan media ini di sekitar kediaman almarhum sekira pukul 20.00 WIT, Tim Satgas datang dikawal sejumlah personil Polisi tidak dapat menjalankan tugas mereka.

Kepala BPBD Provinsi Maluku, Hendrik Far-far, yang didampingi Kasat Pol PP Provinsi Maluku, Andre Adriaanzs kemudian berkoordinasi dengan pihak keluarga melalui Sekda SBB, Mansur Tuharea.

Upaya tersebut juga gagal. Dari hasil koordinasi itu pihak keluarga tetap tidak mau menyerahkan jenazah almarhum Bupati SBB, kepada pihak Satgas untuk ditangani sesuai prosedur Covid-19.

“Kami tidak mungkin memaksakan kehendak untuk melaksanakan aturan. Kita serahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga,” kata dia, kepada warga di kawasan Galunggung, sesaat sebelum meninggalkan kawasan tersebut, malam.

Menurutnya, dengan kondisi yang ada di sekitar rumah almarhum Bupati SBB, membuat pihaknya harus kembali.

“Kami tidak bisa berbuat banyak. Jenazah berada di rumahnya sejak pagi hari dan menghembuskan nafas terakhirnya di rumah, ”ujarnya.

Far-far menegaskan, sesuai aturan maka seharusnya almarhum dimakamkan secara prosedur Covid-19, karena diduga meninggal karena Covid-19.

“Kondisinya  sangat tidak memungkinkan,” kata dia.

Satgas, tambah Far-far  hanya bisa mengingatkan pihak keluarga untuk betul-betul melakukan proteksi diri dan juga menjaga agar warga maupun kerabat yang melayat dapat melakukan hal yang sama agar tidak menajdi kluster baru penyebaran Covid-19.

“Kita hanya bisa memberikan pesan dan harapan bahwa keluarga harus betul-betul proteksi diri dalam melayani almarhum dan juga orang yang datang nelayat sehingga tidak timbul kluster baru,” tutupnya (BB-DIO)