BERITABETA.COM, Bula — Rencana Bupati Seram Bagian Timur [SBT] Abdul Mukti Keliobas  melakukan mutasi Aparatur Sipil Negara [ASN] yang dinilai malas dalam menjalankan tugas, mulai mendapat kritik dari warganya di Kecamatan Teor dan Kesuy.

Masyarakat di Kecamatan Kesuy dan Teor merasa kebijakan Bupati SBT melakukan  mutasi kerap merugikan kedua wilayah tersebut, lantaran ASN yang dimutasi ke dua wilayah terjauh itu, malah membuat roda pemerintahan disana menjadi tidak maksimal.

Aldi Kolatfeka, salah satu pemuda Kecamatan Teor  menegaskan, kebijakan bupati SBT itu tidak menguntungkan masyarakat di dua kecamatan tersebut, sehingga mereka sangat menolak.

"Sebagai representasi anak-anak dari Teor kecewa dengan keputusan bupati, kebijakan bupati ini tidak menguntungkan kami," tegas Aldi Kolatfeka kepada media ini di Bula, Selasa (22/02/2022).

Dikatakan, kebijakan memutasi ASN yang kerap dilakukan dengan menjadikan kedua daerah itu sebagai tempat tugas bagi mereka yang dimutasi, seakan menjadi tanda kedua daerah kecamatan itu makin jauh dari perhatian. 

"Harusnya Kesui dan Teor, tidak semata dijadikan 'tempat buangan' saja, tapi benar-benar menjadi daerah yang diperhatikan. Sekalipun ini masalah birokrasi, namun benar- benar dilakukan atas kajian dan kebutuhan tenaga. Tentu kita berharap mereka yang profesional, bukan malah sebaliknya," cetus Kolatfeka.

Menurut Kolatfeka, Kecamatan Kesuy dan Teor seharusnya mendapat perhatian serius dari Pemkab SBT pada berbagai aspek pembangunan,  karena dua wilayah tersebut dikategorikan sebagai wilayah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal [3T].

"Jangan karena dendam politik, sehingga kami anak-anak dari Teor merasa tersiksa, dihina, terinjak-injak nasib oleh kebijakan bupati," tandasnya.

Hal sedana juga disampaikan salah satu warga Kesuy Fahrun Musaad. Ia  mengungkapkan, kebijakan bupati SBT dua periode itu sangat menyinggung masyarakat Kesuy dan Teor.

Fahrun menerangkan, seharusnya wilayah Kesuy dan Teor tidak dijadikan sebagai wilayah untuk penampungan ASN malas. Namun harus didorong lewat pembangunan untuk menjadi wilayah yang maju, agar para ASN merasa betah dalam menjalankan tugas yang diemban.

"Bupati sangat menyinggung kami orang Kesuy dan Teor, bagi kami ini adalah fakta Pemerintah Daerah tidak serius mengurus daerah ini. Kita tidak perlu lagi kritik jauh-jauh, pada ahirnya juga Bupati sendiri yang mengakuinya," ungkap Fahrun Musaad.

Sebelumnya, Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] Abdul Mukti Keliobas mengancam akan melakukan mutasi terhadap ASN di lingkup Pemda SBT yang dinilai malas.

Keliobas langsung mengintruksikan kepada Penjabat Sekretaris Daerah [Sekda] SBT Jafar Kwairumaratu untuk mengecek Pegawai Negeri Sipil [PNS] yang tidak hadir mengikuti Pencanangan Sabtu Bersih dan bakti sosial yang berlangsung di jalan Protokol Kota Bula, Sabtu (19/02/2022).

"Pak Sekda, kalau yang tidak hadir dicrosscheck. Kalau memang tidak mau lagi bertahan di sini, nanti kita taru di Kesuy dan Teor saja. Ini dicatat, tidak akan main-main lagi," tegas Abdul Mukti Keliobas.

Dia juga membeberkan, sifat malas yang ditunjukkan sebagian ASN itu menjadi menyebab kurangnya semangat dan etos kerja ASN di kabupaten bertajuk 'Ita Wotu Nusa' itu.

Menurutnya, jika sifat malas yang ada pada diri ASN di masing-masing dinas dan badan itu tidak bisa ditertibkan oleh Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah [OPD], dia menilai hal tersebut menjadi ukuran pimpinan OPD yang gagal.

"Bagaimana mau bicara tentang perangkat yang baik, sementara sendiri saja [Kepala OPD] masuk kantor tidak tepat waktu, pulang kantor juga semaunya saja," sindirnya (*)

Pewarta : Azis Zubaedi