Sidak di RSUD Masohi, Komisi IV DPRD Malteng Temukan Sejumlah Masalah

BERITABETA.COM, Masohi — Komisi IV DPRD Maluku Tengah (Malteng) melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi pada Kamis (13/2/2025).
Diketahui, Sidak ini dilakukan menyusul kabar meninggalnya pasien atas nama Wa Pan yang diduga penyebab kematiannya akibat keterlambatan pemberian oksigen.
Pantauan beritabeta.com di lapangan, saat tiba di RSUD Masohi, Ketua Komisi IV DPRD Musriadin Labahawa bersama sejumlah anggota komisi lainnya yaitu Salomi Patty, Demianus Hattu, Intan Nasri dan Nirmala Pattikawa langsung menuju Instalasi Pengisian Oksigen (IPO).
Dalam sela-sela Sidak itu, Ketua Komisi IV DPRD Musriadin Labahawa mengungkapkan, agenda sidak ini merupakan kegiatan evaluasi berkala dari Komisi IV DPRD Malteng.
Musriadin membeberkan, setelah melakukan kunjungan ke IPO, dia bersama rekan-rekannya menemukan ada alat yg rusak.
"Informasi dari Pak Direktur tadi alat/sparepart harus didatangkan dari luar negeri dan membutuhkan waktu 3 bulan," ungkap Musriadin Labahawa.
Anggota DPRD Malteng tiga periode ini menandaskan, pihak RSUD Masohi harus bisa menyediakan oksigen selama dua bulan kedepan sambil menunggu sparepart didatangkan.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan, selain alat yang rusak, Komisi IV juga menemukan tingkat kebersihan di RSUD sangat rendah, termasuk fasilitas MCK yang sangat kotor.
"Kendala berikutnya adalah penganggaran, sehingga kami dr Komisi IV akan menyikapinya bersama pemerintah daerah, kita menginginkan kualitas pelayanan yang maksimal tetapi juga harus ditunjang dengan penganggaran yang berimbang," tandasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Masohi, Anang Rumuar mengakui adanya kerusakan pada instalasi pengisian oksigen dan menyebut bahwa suku cadang saat ini sedang dipesan.
Ia menjelaskan, sebelum mengalami kerusakan, RSUD mampu memproduksi 40 tabung oksigen per hari, namun kini hanya mampu mengisi dua tabung per hari.
Meski demikian, Rumuar memastikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah alternatif dengan memesan tabung oksigen dari PT Samator Suli Ambon.
Ia juga menegaskan bahwa dalam kondisi normal, kebutuhan oksigen rumah sakit mencapai 40 tabung per hari, dan jika jumlah pasien meningkat, kebutuhan bisa mencapai lebih dari 50 tabung.
Menanggapi dugaan kematian pasien akibat kehabisan oksigen, Rumuar membantah bahwa rumah sakit tidak memberikan layanan oksigen.
Ia menyebut kondisi pasien saat masuk rumah sakit sudah dalam keadaan kritis dengan komplikasi penyakit.
Menurutnya, tenaga medis telah memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), termasuk pemberian oksigen kepada pasien. (*)
Pewarta : Edha Sanaky