BERITABETA.COM, Ambon – Sebuah video yang menggambarkan perjuangan warga di lima desa pada kawasan pengunungan Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat [SBB] menjadi viral di media sosial [facebook].

Video yang menampilkan sejumlah warga harus menyeberang kali Nui dengan bergantung di tali itu, membuat netizen terharu melihatnya.

Menanggapi kondisi yang terjadi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum [PU], Kabupaten SBB, Nasir Suruali ST, MT mengatakan, upaya membuka akses jalan ke lima desa di kawasan pengunungan itu telah dimulai dari ruas Desa Tala - Sumeith Pasinaro sepanjang 4,4 kilo meter [Km].

“Saat ini akses jalan ke desa-desa ini sudah dikerjakan sepanjang kurang lebih 700 meter yang sudah diaspel  dari total 4,4 kilo Km. Sisanya masih dalam bentuk sirtu,” ungkap Nasir menjawab beritabeta.com via telepon selulernya, Jumat (26/8/2022).

Dijelaskan, ruas jalan itu kemudian dilanjutkan dengan ruas jalan Sumeith Pasinaro - Watui sepanjang 3,85 Km.  Ruas jalan ini juga sudah dibuka oleh Pemkab SBB dengan disirtu.

“Mengingat terbatasnya anggaran dari pemerintah daerah, maka ruas jalan tersebut belum dapat ditingkatkan dengan diaspal,” beber dia.

 

Pembangunan ruas jalan dari Tala menuju Sumeith Pasinaro yang akan menghubungkan sejumlah desa di kawasan pengunungan (dok: Dinas PU SBB)

Nasir menjelaskan, terkait kondisi kali Nui yang menjadi viral di media sosial itu, berada pada ruas Sumeith Pasinaro – Watui, tepatnya pada jarak 3,4 km dari titik 0 ruas jalan.

“Kali ini bentangannya kurang lebih ada 75 meter. Oleh Pemkab SBB, di tahun 2020 lalu juga telah dianggarkan untuk dibangun. Namun kemudian tidak dapat dilanjutkan, menyusul adanya refocusing anggaran akibat dari dampak pandemi Covid-19,” urainya.

Untuk itu, kata dia, pembukaan akses jalan untuk menghubungkan desa-desa di kawasan pengunungan itu tetap akan dilakukan oleh Pemkab SBB. Namun, semua itu memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke desa terjauh di kawasan itu yakni Desa Abio.

 “Tentunya akan dibangun secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah. Jadi tidak benar bila ada yang beranggapan Pemkab SBB tidak menaruh perhatikan atas kondisi transportasi di kawasan itu,” tandasnya.

Dari catatan media ini terdapat lima desa terjauh di kawasan pengunungan Kecamatan Elpaputih yang tidak memiliki akses jalan yang memadai. Kelima desa itu masing-masing, Desa Sumith, Desa Ahiolo, Desa Waitui, Desa Huku Kecil dan Desa Abio.

Warga kelima desa ini, terpaksa setiap saat harus melewati medan yang cukup menantang jika ingin ke kecamatan. Mereka harus melewati jalan-jalan tanah di tengah hutan dan menyebrangi sungai karena belum ada jembatan penghubung antar desa.

“Di musim penghujan seperti ini, memang sangat beresiko, karena harus melewati aliran air sungai yang begitu deras,” terang Nasir.

Nasir menambahkan, saat ini Pemkab SBB terus berupaya agar seluruh ruas jalan kabupaten,  baik yang berada di Kecamatan Elpaputih, dan khususnya yang  berada di daerah pegunungan agar dapat dibuka melalui sumber anggaran pada Dana Alokasi Khusus [DAK].

“Rencana ini sudah masuk dalam usulan DAK tahun 2023.  Kita doakan saja agar Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR bisa mengalokasikan dana yg cukup agar ruas jalan kabupaten di daerah pegunungan ini dapat tertangani secepatnya,” tutupnya (*)

Editor : dhino pattisahusiwa