BERITABETA.COM, Ambon – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Maluku, Widya Pratiwi Murad, mengajak seluruh stakeholder termasuk Dinas Pariwisata untuk bekerjasama membangun serta mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Maluku.

“Maluku kaya potensi bahari, alam, budaya, serta sejarah yang tidak habisnya dinikmati masyarakat. Melalui keseriusan bapak-ibu saat ini, sektor pariwisata dapat membuktikan bahwa Maluku merupakan rumah yang nyaman dan manfaat bagi masyarakat Maluku,” kata Widya saat menghadiri persiapan Rapat Koordinasi Pembangunan Pariwisata Provinsi Maluku Tahun 2021 di lantai 7 Kantor Gubernur Maluku, Selasa (16/2/2021).

Dikatakan, Rapat Koordinasi Pembangunan Pariwisata Provinsi Maluku hendaknya dipahami sebagai langkah dalam merumuskan berbagai kebijakan strategis pengembangan pariwisata Maluku kedepan.

Rakor Pembangunan Pariwisata Maluku akan dilaksanakan tanggal 26 sampai 27 Februari 2021, dengan mengangkat tema Akselerasi Pemulihan Ekonomi Sektor Pariwisata di Maluku pasca Covid-19.

Menurutnya, pembangunan pariwisata Maluku tentu membutuhkan dukungan stakeholder, perbankan dan pihak terkait lainnya untuk berpartisipasi aktif. Dukungan ini untuk memperkuat pemerintah daerah dalam memulihkan kondisi ekonomi daerah melalui program pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat Maluku.

“Upaya untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif juga memerlukan energi dari para pelaku ekonomi kreatif yang ada di Maluku,” katanya.

Widya berharap, pelaksanaan Rakor Pembangunan Pariwisata Maluku dapat menghasilkan agenda kerja nyata yang mampu memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi daerah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Maluku.

Ia memastikan, Dekranasda, Pemprov Maluku, serta pihak Perbankan, akan terus mendorong dan meningkatkan inovasi kreativitas para pelaku ekonomi kreatif di Maluku, sehingga daya produksi dan daya beli masyarakat dapat meningkat yang berdampak pada kesejahteraan perekonomian masyarakat Maluku.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Maluku, Perbankan dan stakeholder di Maluku yang turut bersama dan berkiprah bagi kemajuan masyarakat Maluku di tengah pandemi Covid-19. Semoga pada saatnya, pelaksanaan rakor pembangunan pariwisata dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Sekda Maluku, Kasrul Selang mengatakan, wisatawan mancanegara menghabiskan banyak uang untuk keperluan di hotel saat liburan. Hal itu terungkap dari total pengeluaran mereka ketika berlibur. Sebaliknya, wisatawan domestik justru menghabiskan sebagian besar uangnya untuk belanja kuliner.

“Ternyata wisatawan itu menghbiskan  lebih banyak uang di hotel, sekitar 45 persen. Kalau wisatawan nusantara, ternyata 45 persen itu untuk belanja kuliner. Kita pikir masuk akal juga kan, bule tidak mungkin kita suruh dia makan papeda dengan sagu tiap hari,” ujar Sekda.

Menurutnya, dari total pengeluaran wisatawan nusantara yang mencapai 45 persen untuk kuliner itu, terdapat peluang untuk meningkatkan pariwisata di Maluku.

Dinas Pariwisata pun diimbau bekerjasama dengan pihak terkait, membuat kriteria desa untuk ditetapkan sebagai Desa Pariwisata. Pemprov akan membina satu desa untuk satu kabupaten. Sisanya, kabupaten yang membina.

“Jadi, kita memang sasarnya ke sana. Ternyata wisatawan nusantara itu lebih banyak habis 45 persen ke kuliner. 25 persen di oleh-oleh (cinderamata). Itu berarti ada peluang di sana,” jelas Sekda.

Ditambahkan, industri pariwisata yang kuat merupakan hasil inisiatif masyarakat. Diperlukan pendekatan yang dimulai dari kelompok masyarakat untuk membangun desanya. Ide mereka bisa dipakai. Ada juga inisiatif dari pemerintah desa yang bisa melihat desanya memiliki potensi wisata.

“Kalau pariwisata yang diinisiasi sendiri oleh masyarakat, biasanya sangat kuat. Saya bilang ke Kadis Pariwisata, bawalah orang Morella, Hukurila, Siwang, pergi ke Bali selama sebulan misalnya. Lalu belajar tentang bagaimana kelola pariwisata di Bali,” sarannya (BB-DIO)