BERITABETA.COM, Bula — Terhitung sudah dua pekan terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak [BBM] jenis Pertalite dan Pertamax di Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT].

Hal itu diungkapkan salah satu warga Pulau Gorom, Muhammad Ali Rumata kepada beritabeta.com melalui telepon selulernya, Senin (3/10/2022).

Rumata membeberkan, kelangkaan BBM ini diduga lantaran pihak Agen Premium dan Minyak Solar [APMS] maupun pengusaha minyak di wilayah tersebut mengalami keterlambatan pengiriman stok.

"Sudah sejak dua minggu ini kami mulai sulit mendapatkan minyak pertalite dan pertamax," ungkap Rumata.

Ia mengaku, akibat dari kelangkaan BBM ini, ikut berdampak langsung terhadap aktivitas para nelayan di wilayah kepulauan ini maupun pemilik kendaraan roda dua dan roda empat yang beroperasi di wilayah itu.

"Para nelayan sudah mulai mengeluh,sebagian pemilik kendaraan roda dua dan empat mulai tidak beraktifitas akibat minyak pertalite dan pertamax kosong. Ini dampak buruk, harus segera diatasi," bebernya.

Sebelumnya, Masyarakat di Kecamatan Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT], Provinsi Maluku, sudah beberapa pekan ini mengalami kesulitan untuk memperoleh Bahan Bakar Minyak [BBM] jenis Pertalite dan Pertamax.

Hilangnya dua jenis BMM yang menjadi andalan ini, membuat warga di Pulau Terluar itu mengaku hanya pasrah menerima kondisi yang terjadi. Apalagi harga dua jenis BBM ini cukup tinggi.

Kondisi ini juga dibenarkan Ketua Fraksi Gerindra DPRD SBT Costansius Kolatfeka kepada beritabeta.com di Bula, Jumat sore (9/9/2022).

Ia mengungkapkan, jauh sebelum kenaikan harga BBM, di Kecamatan Kesuy dan Teor sudah terjadi kelangkaan.

"Bukan saja kenaikan harga ini baru terjadi kelangkaan BBM di Teor dan Kesuy. Sebelum kenaikan harga BBM juga kondisi Teor dan Kesuy itu kelangkaan BBM terus terjadi," ungkap Costansius Kolatfeka.

Anggota Komisi C DPRD SBT ini membeberkan, saat ini di Kecamatan Teor hanya tersedia Minyak Tanah [Mitan], sementara BBM jenis lainnya mengalami kekosongan.

"Khusus untuk hari ini, di Teor itu tidak ada minyak yang selain minyak tanah. Itu pun masyarakat ambil dari sini [Bula] hanya satu sampai dua drum. Tapi untuk pertalite itu tidak ada," bebernya.

Wakil rakyat yang terpilih dari Daerah Pemilihan [Dapil] Gorom, Gorom Timur, Pulau Panjang, Kesuy dan Teor ini mengaku, selain masalah ketersediaan, harga BBM di wilayah tersebut sangat mencekik warga.

Dikatakan, harga BBM jenis Pertalite di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal [3T] ini senilai Rp22 ribu/liter. Sementara BBM jenis Pertamax berkisar hingga Rp25 ribu/liter.

Menurutnya, dengan harga yang melambung tinggi itu tidak dapat dijangkau oleh masyarakat yang dikategorikan daerah dengan status kemiskinan ekstrem di Maluku ini.

"Karena itu, harga minyak yang semacam ini, masyarakat tidak punya kemampuan untuk membeli. Ketergantungan masyarakat disana sebagai nelayan, rata-rata Teor dan Kesuy itu speed semua. Sekarang semua speed tidak bisa menyebrang karena harga BBM yang mahal," ujarnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi