Teladan dari Letkol Azis, Ayunkan Secop Untuk Beri Contoh
BERITABETA.COM – Di terik panas matahari, Letkol Inf. Syarifudin Azis P, terlihat semangat mengayunkan sekop mengaduk-aduk campuran semen pada, Selasa lalu (26/2/2019).
Saya yang lagi berteduh di bawah pohon mangga semula hanya menonton dari kejauhan. Namun saya menjadi tertarik mendekat, saat beberapa prajurit juga spontan mendekat, mengambil sekop lalu larut bersama Syarifudin Azis. Saya buru-buru membidik kamera hand phone (HP) Oppo, agar tidak kehilangan moment langkah ini.
Bermandi keringat bersama anak buahnya dan masyarakat Desa Elfule, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Syarifudin Azis yang kini lagi menjabat Dandim 1506 Namlea, ikut turun tangan langsung memotivasi peserta Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 104.
Menyaksikan kegesitan Letkol Azis, saya lantas teringat satu buku yang pernah saya baca tentang “Pemikiran Militer 3: “Sepanjang Masa Bangsa Indonesia.”
Dalam buku itu ada diulas pelajaran tentang “military leadership”. Sebagai prinsip pertama yang harus dimengerti dan dijalankan oleh seorang komandan dari komandan regu sampai kesatuan teratas ialah “Give the Example” atau berikan contoh.
Sore hari saat bersama pulang ke Namlea, sewaktu diajak mampir di Unit 5 makan duren, saya iseng bertanya kepadanya.
Sebagai Komandan Satgas TMMD di Bursel, ia yang akrab disapa pak Zis ini mengatakan, menjadi komandan itu tidak selamanya harus terus memerintah anak buah.
Dalam moment tertentu, komandan juga harus menyingsingkan lengan baju.Turun tangan langsung, agar memberi contoh bagi bawahannya.
“Kalau komandan sudah pegang sekop, pasti anak buah tidak ada yang berani berpangku tangan,”ujar Azis.
Sebelum kembali tadi dari Namrole, Azis juga sempat memberikan wejangan kepada Kasdim Mayor Inf. Dhanu dan beberapa perwira lapangan, agar TMMD di Bursel harus selesai tepat waktu.
Pekerjaan fisik berupa pembangunan riyol di Elfule dan Labuang serta saluran drainase di Desa Lektama harus rampung tepat waktu 34 hari.
Setiap pagi sebelum memulai kerja, peserta TMMD pada ketiga kegiatan itu harus diapelin.Sesudah itu berdoa dan melakukan planing harian terhadap target pekerjaan. “Sore hari dievaluasi atas planing di pagi hari.Tercapai atau tidak.Kalau tidak tercapai, kendalanya dimana dan agar dievaluasi,”pesan Azis.
Sewaktu berada di kegiatan pembangunan Riyol Desa Elfule, Asis juga telah meminta peserta TMMD agar memanfaatkan mesin molen pengaduk campuran semen dan pasir agar pekerjaan lebih cepat selesai.
Pesan Azis ini dilaksanakan dengan baik. Dalam kegiatan TMMD hari kedua Rabu tanggal 27 Februari, dalam laporan yang masuk di WA Group Penerangan Kodim 1506 Namlea, juga di ponsel saya, sudah dilaporkan kemajuan fisik tiga item pekerjaan itu.
TMMD yang dibuka Bupati Bursel , Tagop Sudarsono Soulisa di lapangan upacara Namrole, melibatkan personil dari TNI AD, Kepolisian dan juga masyarakat dari ketiga desa di Kecamatan Namrole.
Menurut Azis , Prajurit TNI diinapkan pada rumah warga dan hidup berbaur dengan masyarakat setempat. Untuk kebutuhan makan prajurit, Mabes TNI menganggarkan uang makan Rp.45.000 per orang setiap hari.
Karena tinggal bersama warga, Azis memintah komandan penanggungjawab lapangan agar uang makan itu diberikan kepada tuan rumah para prajurit tinggal.”Kalau dalam satu rumah ada empat prajurit, maka diberikan Rp.45.000 dikalikan empat orang dan diberikan kepada tuan rumah.Nanti dipakai untuk belanja dan makan bersama prajurit dan tuan rumah,”anjurkan Azis.
TMMD di Bursel ini tidak semata kegiatan fisik. Juga dilakukan bakti sosial. Di hari pertama baksos, ada sunatan massal yang terpusat di lapangan sepakbola Elfule.
Sebagai tuan rumah, kepada saya dan teman wartawan yang lain, Bupati Tagop Sudarsono Soulisa mengaku senang ada kegiatan TMMD di Bursel.
Nilai manfaatnya sangat besar bagi pemkab juga masyarakat dan ini kali ketiga TMMD di Bursel.Interaksi TNI dengan masyarakat sangat harmonis dan hasil pembangunan juga dirasakan langsung oleh masyarakat.
Untuk kegiatan fisik di TMMD, Pemkab Bursel menyumbangkan dana masing-masing Rp.500 juta, atau total Rp.1,5 milyar.
Diakuinya, bila kegiatan kegiatan itu dianggarkan dalam bentuk proyek, maka anggarannya tidak cukup untuk tiga item volume pekerjaan tadi.”Karena harus ada upah, belum ditambah lagi keuntungan perusahan,”tutur Tagop.
“Kalau kontraktor kerja bisa 90 hari, ditangan TMMD dapat diselesaikan dalam tempo 34 hari dan langsung dinikmati masyarakat,”tambah Tagop.
Bukan hanya Tagop yang senang dengan kehadiran TMMD, masyarakat juga ikut senang.
Madyarakat Elfule lewat Kadesnya, S Titawael, bercerita kalau di sekitar kawasan yang akan dibangun Riyol warga di sekitarnya selalu menjadi langganan banjir saat musim penghujan saban tahun.”Dengan TMMD membangun Riyol ini maka Insya Allah warga bebas dari banjir,”ucapnya senang.
Sebagai komandan satgas TMMD, Azis memang serius memikul tanggungjawab besar yang dipercayakan pimpinan TNI di pundaknya untuk menyukseskan TMMD ke 104 di Kecamatan Namrole.
Walau kantornya Kodim 1506 Namlea bermarkas di Namlea, ibukota Kabupaten Buru, Letkol Azis tidak hanya duduk di belakang meja kerjanya saja.
Ditemani sopir dan ajudannya, Azis saban pagi harus berkendaraan selama empat jam lebih menuju Namrole untuk memantau langsung kegiatan TMMD. Sore hari ia baru balik lagi ke kota Namlea (BB- LILI)