Jadi bagaimanapun pertumbuhan ekonomi Maluku 2019 yang sebesar 5,41% masih berada di atas rata-rata nasional yang hanya sebesar 4,98%. Secara kualitatif dapat dikatakan bahwa capaian ini sebenarnya merupakan prestasi tersendiri, mengingat pemerintah provinsi pada saat itu juga sedang diperhadapkan dengan sejumlah keterbatasan dan tantangan cukup berat sepanjang tahun 2019 sebagaimana yang sudah diuraikan di atas. Selanjutnya pada tahun 2020 adalah tahun terberat bagi dunia perekonomian akibat adanya pandemi Covid-19. Perekonomian di seluruh dunia tidak terkecualiIndonesia mengalami kontraksi hebat diikuti meningkatnya pengangguran dan kemiskinan di mana-mana.

Secara nasional Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,07%, dan tingkat kemiksinan meningkat sebesar 10,19% atau naik 0,97 poin dari September 2019. Demikian juga tingkat pengangguran terbuka secara nasional juga mengalami peningkatan 1.84 poin menjadi 7,07% di tahun 2020.

Singkatnya, hampir semua indikator ekonomi dan kesejahteraan mengalami perlambatan. Bagaimana dengan Maluku? Maluku juga tentu saja mengalami hal serupa sebagaimana juga provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.

Namun kontraksi perekonomian Maluku yang terjadi tercatat tidak terlalu dalam. Jika Nasional mengalami kontraksi sebesar -2,07%, maka pertumbuhan ekonomi Maluku hanya terkontraksi sebesar -0,92%.

Tahun 2021 menjadi titik balik pemulihan bagi perekonomian global maupun nasional, tidak terkecuali perekonomian Maluku. Data statistik memperlihatkan bahwa pada tahun 2021 hampir semua capaian indikator makroekonomi Maluku menunjukkan perbaikan yang berarti.

Tingkat Kemiskinan di Maluku tercatat mengalami penurunan sangat signifikan dari 17,99% pada september 2020 menjadi 16,30% pada September 2021 atau menurun sebesar -1,69 persen. Penurunan ini merupakan yang tertinggi di Indonesia, dimana untuk rata-rata nasional, tingkat kemiskinan pada tahun 2021 hanya turun sebesar -0,48%.

Angka kedalaman kemiskinan (P1) juga menurun dari 3,76% pada September 2020 menjadi 3,49% pada September 2021, demikian pula angka keparahan kemiskinan (P2) juga tercatat mengalami penurunan yang berarti dari 1,18% di September 2020 menjadi 1,06% pada september 2021.

Secara kuantitas, jumlah penduduk miskin Maluku yang berhasil keluar dari jurang kemiskinan adalah sebanyak 27.430 orang, dimana hampir semuanya bermukim di pedesaan, yakni 26.590 orang atau 97 persen.

Capaian ini telah menyebabkan selisih tingkat kemiskinan Maluku Dengan Provinsi Aceh (peringkat 5 termiskin) hanya sebesar 0,77%, dan selisih dengan Provinsi Gorontalo (peringkat 6 termiskin) hanya sebesar 0,89%. Jika capaian tersebut konsisten serta outlook perekonomian ke depan berjalan sesuai asumsi, maka dalam 1-2 tahun lagi Maluku sangat berpeluang untuk keluar dari peringkat 4 termiskin, dan secara gradual bergeser ke peringkat 5 atau 6.

Turunnya angka kemiskinan ini setidaknya mencerminkan bahwa program pembangunan dan pemulihan ekonomi Maluku sejauh ini berlangsung cukup baik dan tepat sasaran. Hal tersebut tidak berlebihan mengingat bukan hanya kemiskinan, tapi hampir semua indikator makroekonomi Maluku juga memperlihatkan kinerja yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2021 sebesar 5,33 persen (yoy).