BERITABETA.COM, Ambon – Himpunan Mahasiswa Lakor (HML), Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Senin (21/9/2020).

Para mahasiswa menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk mengkaji kembali Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk mega proyek Blok Gas Abadi di Masela, karena dinilai berdampak nagatif bagi lingkungan.

Aksi puluhan mahasiswa ini,  nyaris ricuh.  Mereka menuntut Pemprov Maluku melakukan perbaikan atas AMDAL itu dan meminta bertemu langsung dengan  Guebrnur Maluku Murad Ismail, bukan pejabat yang mewakili.

Pantauan beritabeta.com di aksi yang berlangsung di halaman kantor Gubernur Maluku itu memanas, setelah negosiasi yang dilakukan aparat keamanan (kepolisian dan Satpol PP) dengan para demonstran tidak membuahkan hasil.

Para petugas penjaga gerbang utama Kantor Gubernur Maluku di sisi kanan teoatnya jalan Raya Pattimura tak mengizinkan para demonstran untuk masuk ke halaman kantor.

Penolakan ini membuat para demonstran mulai geram. Mereka kemudian menaiki pintu gerbang Kantor Gubenrur sambil megoyang-goyang pitu pagar, sebagai aksi protes. Aksi aksi membauta beberapa jeruji besi pagar menjadi patah.

Alhasil anggota Satpol PP ikut naik pitam,  sehingga terlibat adu mulut dengan para demonstran. Bahkan aksi saling tunjuk menunjuk pun tak terhindarkan. Untungnya, aksi ini dapat dilerai oleh aparat Kepolisian dari Poslek Sirimau dan personel PRC Polresta Ambon dapat melerainya.

Karena tidak dijinkan masuk,  para demonstran kemudian melakukan orasi di luar pagar.

“Dampak yang terjadi ada di Kepulauan Babar. Air disana terkontaminasi minyak yang berdampak pada masyarakat,” ucap orator aksi Dany Watloy.

Selain dampak lingkungan, HML juga mengaku kecewa dengan kebijakan Gubernur Maluku yang tidak melibatkan masyarakat MBD dalam melakukan kajian AMDAL.

“Ini tindakan diskriminasi, kenapa tidak dilibatkan masyarakat MBD dalam proses analisis, akhirnya dampaknya seperti sekarang. Untuk itu saat ini kita menolak AMDAL yang dilakukan Inpex,” tandasnya.

Watloy juga mengancam akan turun dengan masa yang lebih besar jika Gubernur Maluku tidak menemui mereka.

“Hari ini peringatan pertama kalau Gubernur Maluku tidak menemui kami, kami  akan turun dengan seluruh masyarakat MBD,” ancamnya. (BB-YP)