BERITABETA.COM, Ambon – Group Band Seventeen kini hilang dari belantika musik nasional. Tak ada yang menyangka prahara tsunami di Selat Sunda, telah menguburkan eksistensi group band papan atas Indonesia ini.

Tiga personilnya, ditemukan meninggal dunia dalam insiden memilukan itu. Kini hanya Ifan  tinggal ‘sebatang kara’ akibat tsunami.

Setelah Herman Sikumbang dan Bani, Andi yang semula dinyatakan hilang pun ditemukan meninggal akibat terjangan tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Sabtu (22/12/2018) malam.

Grup musik pop rock asal Indonesia ini aktif antara tahun 1999 sampai 2018. Dibentuk pada tahun 1999 di Yogyakarta. Dalam kurun waktu 1999 sampai 2018, mereka telah merilis 4 album yaitu Bintang Terpilih (1999), Sweet Seventeen (2005), Lelaki Hebat (2008), Dunia Yang Indah (2011), Sang Juara (2013) dan Pantang Mundur (2016).

Seventeen terbentuk atas prakarsa Yudhi Rus Harjanto, Herman Sikumbang, Zulianto “Zozo” Angga, dan Windu Andi Darmawan yang bersekolah di sebuah SMA swasta di Yogyakarta. Dengan keinginan serius dalam membentuk band, mereka menggaet Bani, sepupu Yudhi.

Seventeen secara resmi dibentuk pada tanggal 17 Januari 1999. Nama seventeen diambil karena semua personil band saat itu sedang berusia 17 tahun. Satu tahun kemudian, Doni bergabung dengan band ini untuk mengisi posisi vokal.

Album perdana mereka, Bintang Terpilih dirilis pada tanggal 17 Juli 2003 melalui Universal Music Indonesia. Mereka menggaet VJ Ari Untung untuk berduet di lagu “Jibaku”. Album ini berhasil mencapai angka penjualan mencapai 75 ribu copy dan beberapa lagunya digunakan untuk soundtrack sinetron. Namun tidak berselang lama, pihak label mereka menutup divisi lokalnya. Selama dua tahun kemudian, mereka tidak memiliki kontrak label.

Saat divisi lokal Universal Music kembali dibuka, Seventeen segera kembali menandatangani kontrak. Mereka kemudia merilis album kedua mereka, Sweet Seventeen pada tahun 2005 dengan hits singel “Jika Kau Percaya”.

Pada tahun 2008, Doni, Andi, dan Zozo keluar dari Seventeen. Personel lain Seventeen sempat kebingungan mencari pengganti Doni untuk posisi vokalis yang krusial. Setelah melalui proses audisi, mereka menggaet Ifan sebagai vokalis baru mereka.

Perbedaan karakter vokal antara Doni dan Ifan membuat perubahan dalam suara Seventeen. Album ketiga Seventeen, Lelaki Hebat, dirilis pada tahun 2008 dengan perubahan suara yang drastis dari rock menjadi sangat pop.

Untuk album ketiga mereka ini, Seventeen merilisnya di pusat perbelanjaan barang elektronik Glodok yang selama ini terkenal sebagai tempat para pembajak.

Setelah rilis album ketiga Seventeen, Andi kembali bergabung sebagai drummer setelah sebelumnya sempat hengkang karena fokus terhadap pekerjaannya sebagai karyawan bank. Pada tahun 2011, band ini merilis album keempat mereka, Dunia Yang Indah, dengan hits singel Jaga Slalu Hatimu.

Pada tahun 2013, karena perbedaan visi, akhirnya Yudhi memilih hengkang dari grup musik Seventeen pada saat album kelima Seventeen akan diluncurkan yang berjudul sang Juara yang melahirkan single Sumpah Ku Mencintaimu.

Empat personil Group Band Seventeen

Tragedi Tsunami

Nahas, nasib mereka pun berakhir memilukan. Dari keempat personel, hanya Ifan Seventeen yang selamat. Melalui Instagram, Ifan Seventeen yang pun secara berkala memberikan kabar. Namun, kini Ifan Seventeen harus menerima kenyataan.

Herman Sikumbang, Bani, dan Andi sudah tiada. Atas nama mendiang Herman Sikumbang, Bani, dan Andi, Ifan Seventeen pun meminta maaf. Ifan Seventeen pun meminta didoakan atas kepergian sahabat, sekaligus rekan satu band-nya itu.

“Temen-teman musisi Indonesia, maupun teman-teman sesama entertainer, kawan seventeen Indonesia, para sahabat, event organizer, client product, music label, management dan semua pihak yang pernah bekerja sama dengan @seventeenbandid.

Mewakili mas Andi, mas Herman dan mas Bani, kalau selama 20 tahun kurang 20 hari kami berkarya ada salah tutur kata maupun perbuatan yang kurang berkenan, aku memohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Minta tolong doanya buat mas Bani, mas Herman dan mas Andi semoga mereka husnul khotimah dan ditempatkan disisi Allah yang paling mulia.

Pamit terimakasih dari kami-Sahabat sepanggung sehidup semati, Seventeen,” tulis Ifan Seventeen.

Tidak hanya itu, satu jam sebelum unggahan itu, Ifan Seventeen mengunggah foto kebersamaan dengan Herman Sikumbang, Bandi, dan Andi. Pada keterangan fotonya, Ifan Seventeen hanya mencantumkan emotikon tersenyum.

“Ayah Selamat Jalan ya”

Suasana haru mewarnai pemakaman jenazah drummer Seventeen Windu Andi Darmawan atau akrab disapa Andi. Almarhum dimakamkan di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Glagahasri, Umbulharjo, Kota Yogyakara, Selasa (25/12) siang.

Sejumlah keluarga besar beserta istri Andi, Dewi Sartika tidak mampu menahan tangis saat almarhum Andi dimasukkan ke liang lahat. “Ayah selamat jalan ya, yah,” ucap Dewi berkali-kali saat mengiringi proses pemakaman suaminya yang berlangsung mulai pukul 14.00 WIB.

Ratusan pelayat dari berbagai kalangan, termasuk warga sekitar TPU Glagahasri, mengikuti prosesi pemakaman Andi yang meninggalkan tiga putera itu. Sejumlah musisi, seperti gitaris Sheila On 7 Erros Candra, eks vokalis Seventeen Doni Saputra, eks gitaris Seventeeen Yudhi Rus Harjanto, serta pemegang keyboard band Shaggydog Lilik tampak hadir di tengah-tengah pelayat.

Doni, eks vokalis Seventeen menganggap peristiwa yang menimpa Andi sebagai cobaan terberat dalam hidupnya. Doni yang merupakan kakak sepupu Andi mengaku memiliki banyak kenangan bersama sejak kecil.

“Saya kakaknya, saya tahu dari kecil sampai sekarang, banyak cerita dan saya tidak bisa cerita. Yang jelas ini cobaan paling berat buat saya,” kata Doni.

Bagi Doni, selain merupakan sosok yang ramah dan periang, almarhum juga merupakan sosok yang senang menolong. “Dulu waktu saya telat berangkat sekolah, dia meminjami saya sepeda untuk ke sekolah. Pokoknya dia sangat suka membantu orang lain,” katanya.

Menurut dia, banyak cita-cita Andi yang pernah disampaikan kepadanya, salah satunya membuat band keluarga. “Apalah, yang penting kita main musik, cuma sampai sekarang belum terlaksana dan ini jadi pemicu saya untuk mewujudkan itu (band keluarga),” kata dia.

Sementara itu, Erros mengatakan sebagai sesama musisi dirinya tidak terlalu banyak ngobrol dengan Andi. Ia mengenal Andi, sebagai salah satu musisi di Yogyakarta yang pernah ikut rekaman di studio miliknya.

“Anak-anak dulu kan pernah rekaman di rumah. Ya paling kalau ketemu sekadar ngobrol ringan, tidak jauh,” kata Erros.

Ayah Andi, Kusmardono, menuturkan bahwa Andi merupakan sosok yang memiliki perhatian dan rasa hormat besar kepada keluarga. Ia mengaku terakhir bertemu dengan Andi saat merayakan Lebaran tahun ini. “Saya dapat kabar (peristiwa tsunami) dari istrinya karena dia ikut di pantai, tapi dia (istrinya) posisi di hotel bersama tiga anaknya. Alhamdulillah istri anak selamat,” kata dia.

Menurut Kusmardono, Andi memang memiliki bakat bermain drum sejak kecil dan terus mengasah bakatnya hingga bergabung dengan grup band secara profesional sejak di bangku kuliah. “Saat TK, sudah pasti yang diminta pasti drum,” kata dia.

Seperti diwartakan, saat tsunami melanda perairan Selat Sunda terjadi, band Seventeen berada di sana. Mereka menjadi pengisi acara dalam acara gathering perusahaan PLN di kawasan Tanjung Lesung.

Kejadian ini menewaskan personel dan kru band Seventeen, yakni basis M Awal Purbani atau yang akrab disapa Bani, gitaris Herman Sikumbang, road manager Seventeen Oki Wijaya, dan kru Rukmana Rustam atau yang akrab disapa Ujang, termasuk drummer Seventeen Andi yang sebelumnya sempat dikabarkan hilang. (BB- berbagai sumber)