BERITABETA.COM, Ambon – Sebuah video berisi aksi ratusan ibu pedagang kaki lima (PKL) menumpahkan dagangannya di Kantor DPRD Halmahera Selatan, Maluku Utara, menjadi viral di media sosial Facebook.

Video dengan durasi 2 menit, 49 detik yang diposting akun Facebook bernama Adoel Popilo itu, sontak menjadi sorotan publik di dunia maya, termasuk di Maluku.

Tampak belasan ibu mengamuk sambil menumpahkan dagangannya berupa sayuran dan ikan di halaman kantor DPRD Halut.  

Dari penulusuran beritabeta.com diketahui ratusan PKL itu merupakan pedagang Barito, mereka mendatangi kantor DPRD Halsel,  Kamis (15/7/2021).

Dikutip dari poskomalut.com, ratusan pedangang itu marah dan menyampaikan kekesalan terhadap aktivitas penjualan di pasar Saruma Central Businiss District (SCBD) Desa Tuwokona Kecamatan Bacan Selatan yang semakin menurun akibat sepi dari pembeli dikarenakan lokasi pasar tersebut terlalu jauh.

Tong so tusu ngoni kong ngoni so dudu di kursi putar, baru ngoni kase tinggal tong taputar bae-bae di luar pagar tu,” teriak salah satu pedagang Barito dengan nada kesal.

“Biar tong masi ‘batusu’ di dalam kamar lagi, untuk ngoni saja tu tong kaluar la tusu ngoni dulu,” timpal salah seorang pedagang dengan nada candaan.

Aksi yang berlangsung di depan Kantor DPRD Halsel tersebut mendapat tanggapan dari Komisi II untuk dilakukan hearing terbuka dengar pendapat yang dipimpin langsung Ketua Komisi II Gufran Mahmud.

Ramli Mubarak yang juga koordinator aksi pedagang barito mengatakan, berkaitan dengan permasalahan pasar, sudah berjalan kurang lebih 6 bulan dan berulang kali melaksanakan rapat dengan pemerintah dalam hal ini Instasi terkait.

“Kami juga sudah pernah melakukan rapat bersama dengan sekertaris daerah, dinas perhubungan, Disperindag. Namun, apa yang kita bahas bersama tidak terlaksana sesuai dengan hasil pertemuan,” beber Ramli.

“Untuk itu, kami meminta peran DPRD dalam hal ini komisi II untuk segera mencari solusi dengan pemda sehingga kami para pedagang tidak dirugikan,” pintanya.

Ramli menuturkan, pihaknya bangga dengan kondisi p asar higienis Saruma Central Distic Bisnis (SCBD) Tuwokona yang disediakan pemerintah namun tidak sebanding dengan pendapatan dikarenakan banyaknya pasar liar yang tersebar di pusat keramaian.

“Kami tetap berjualn di pasar lama, di Desa Tembal Kecamatan Bacan Selatan apabila belum ada solusi dari pemerintah. Kami juga meminta agar pemda menertibkan para pedagang liar karena sangat mempengaruhi,” pintanya lagi (BB-DIP)