BERITABETA, Ternate – Warga Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) resah dengan informasi tsunami yang terjadi pada 28 September lalu di Kota Palu dan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah yang akan timbul di kabupaten itu.

“Bahkan, keresahan ini dirasakan masyarakat Kabupaten Halsel, dengan adanya informasi yang beredar di media sosial (medsos) bahwa Kabupaten Halsel akan terkena bencana Gempa dan tsunami dan hal ini menimbulkan ketakutan dan kehawatiran yang tidak berdasar,” kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Halsel, Deni S.Ikom di Ternate, Sabtu (6/10/18)

BMKG Halsel mengimbau agar masyarakat Halsel tidak perlu panik, karena hingga saat ini belum ada teknologi di mana pun, yang mampu mendeteksi gempa secara pasti, baik besaran gempa, lokasi,dan waktu.

Doni menjelaskan, tsunami terjadi jika ada gempa diatas 6 SR dan itu adalah gempa dangkal yang terjadi di lautan.

Menurutnya, jika terindikasi adanya stunami maka BMKG? secepatnya akan memberikan informasi ke Pemerintah Daerah dalam waktu sekian detik untuk dapat diinformasikan kepada masyarakat Halsel.

“Saya mengimbau agar masyarakat Halsel tidak mudah percaya dan mendengarkan isu dari pihak yang tidak bertanggung jawab,jadi Masyarakat Halsel diharapkan tenang dan terus beraktifitas seperti biasa, apabila terjadi indikasi gempa maka kami akan merespon dengan cepat, dalam waktu 5 detik sudah keluarkan warning dari BMKG,” katanya.

Sebelumnya, untuk Peduli Palu dan Donggala, Komunitas Jurnalis Halsel (KJH) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Halmahera Selatan (Halsel) menggalang dana di beberapa titik kota Labuha, salah satunya di Persimpangan Jalan Labuha Menuju Babang dan pasar baru Babang.

Sekretaris Komunitas Jurnalis Halmahera Selatan Safri Noh menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu.

Hasil penggalangan dana yang didapat hingga berita ini diturunkan mencapai sedikitnya Rp12.020.000. (BB/ANT/DIO)