Mul datang dari Sintang-Kalimantan Barat ke Jakarta untuk jadi pengurus PB HMI. Sintang adalah salah satu cabang HMI di Kalimantan Barat. Mul sendiri adalah perantau dari Jawa, yang lahir dan menetap di daerah itu. Masuklah dia di HMI, orgnisasi yang didirikan Lafran Pane, 1947 itu.

“Dia lugu”, kata Asrul Pattimahu, sahabatnya yang lain. Sebab Mul  berpakaian layaknya orang dewasa, dengan ciri khas yang berbeda dengan pengurus lainnya. Kurang fashionable, seingkali gaya berpakaian Mul menjadi candaan rekan-rekannya.  Namun Mul tak pernah marah, kenang Arba—panggilan Muhammad Arbayanto.

Mulyadi adalah salah satu kader HMI  yang paling lama mengasuh PB HMI. Dia masuk pengurus PB HMI di era Noor Fajriansyah,  tepat Januari 2010.  Anak kampung dari Sintang ini beradaptasi  dengan hiruk pikuk dan dinamika pergaulan aktifis  Jakarta. Tidak hanya atmosfer intelektualnya, namun juga relasi dan dinamikanya.

Hebatnya Mul tidak mudah marah dan tersinggung. Dia tawadhu, dan terus mengasah diri. Anak perantau  ini lama-lama semakin kompetibel. Dalam dinamika HMI yang dinamis,  karakternya yang kalem dan akomodatif semakin mendapatkan tempat di hati teman-temannya. Apalagi dia menjahit juga silaturahmi dengan baik, dengan senior-senior HMI-nya.

Berakhirnya kepengurusan Fajri, Mul masuk dalam  salah satu bursa caketum di Kongres  HMI di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta. Dia bersaing ketat dengan Muhammad Arif Rosyid, dari cabang HMI Makassar Timur. Persaingan ketat itu dimenangkan Arif, dan Mul bersedia mendampingi Arif sebagai Sekjen.

“Padahal saat itu ada dorongan agar dilakukan Kongres lagi, tapi Kanda Mulyadi menolaknya”, ujar Bansa Hadi Sella, mantan Ketau Badko HMI  Maluku – Maluku Utara.

Menurutnya, Mul tidak mau ada dualisme kepengurusan  HMI. “Itu visi kepemimpannya di HMI,”  ungkap Adith—panggilan akrabnya.    Mul menjadi perekat dari dinamika Kongres, dan mengawal kepengurusan Arif Rosyid hingga berakhir masa jabatan PB HMI  2013 – 2015. Di Kongres berikutnya yang berlangsung  di Pekanbaru- Riau, Mul dipercaya peserta Kongres HMI menjadi Ketua Umum PB HMI,  masa jabatan 2016 – 2018.

Konsistensi Mul menolak dualisme dikisahkan Said Patta, rekan pengurusnya di PB HMI, yang kini menjadi anggota DPRD Maluku Tengah dua periode.  Suatu ketika rapat berlangsung alot di Sekretariat PB HMI Jl. Diponegoro 16 A. Rapat itu soal dualisme kepengurusan, namun dalam tekanan—bahkan dipukul—Mulyadi tetap berpegang pada peraturan HMI.

“Saat dipukul dia dipukul di lantai 2, dia memanggil saya untuk melerai. Kasusnya sampai dilaporkan ke Polsek Jakarta Pusat,” kenang Said.

Laporan polisi  itu kemudian berakhir damai. Mul tidak mau melanjutkan, karena pertimbangan persaudaraan sesama kader HMI.