BERITABETA.COM – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Texas, Amerika Serikat (AS) bernama Novita tewas setelah rumah yang ditempatinya diberondong 100 peluru.

Dari insiden tragis ini, polisi setempat berhasil menahan  lima remaja yang diduga menjadi pelaku penembakan Novita.

Dikiutip dari Asian-Dawn pada Minggu (9/10/2022), Sheriff Bexar County Javier Salazar meyakini para tersangka dalam kasus ini menembaki rumah yang salah di area tersebut pada Selasa (4/10/2020) pukul 01.30. Ini berarti Novita diyakini bukan sasaran sebenarnya.

Lima remaja telah ditangkap setelah para deputi setempat mengatakan mereka diduga menembakkan 100 peluru dan “menyerang rumah yang salah” dalam penembakan jalanan, menewaskan perempuan Asia berusia 25 tahun dan melukai seorang perempuan lain berusia 41 tahun.

Dikabarkan, para deputi saat itu sedang berpatroli di lingkungan tersebut ketika mereka mendengar serangkaian tembakan dan melihat sebuah kendaraan melintas dengan kecepatan sangat tinggi.

Kendaraan yang melarikan diri akhirnya berhasil dihentikan dan dua tersangka, 14 dan 15, ditangkap.

Kedua remaja itu didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dan penyerangan dengan senjata mematikan, menurut Sheriff Bexar County Javier Salazar.  Salah satu di antara mereka yang berusia 15 tahun juga didakwa menggunakan kendaraan bermotor secara tidak sah.

Tiga remaja lainnya yang terlibat juga sudah ditangkap. Ketiganya masih berada di bawah usia 17 tahun. Paling tua adalah Johnny Bermea berusia 17 tahun.  Sedangkan lainnya berusia 15 dan 14 tahun.

Insiden itu terjadi saat korban Novita Brazil atau Novita Kurnia Putri berada di kamar tidurnya. Korban tengah melakukan beberapa pekerjaan ketika para tersangka menembakkan lebih dari 100 peluru berbagai kaliber ke rumahnya.

“Senjata ilegal di tangan penjahat muda dan sembrono selalu menjadi pelecut bencana,” kata Sheriff Javier Salazar.

Ia menambahkan, pengabaian terang-terangan terhadap kehidupan manusia yang ditunjukkan oleh kedua kelompok ini mengubah lingkungan pinggiran kota yang tenang menjadi zona perang dan menyebabkan dua wanita muda yang tidak bersalah ditembak, dengan satu kehilangan nyawanya.

“Para tersangka dan senjata muda yang berbahaya ini keluar dari jalanan, begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” pungkas Javier Salazar (*)

Editor : Redaksi