BERITABETA.COM – Program vaksinasi  Covid-19 sebentar lagi akan dilakukan. Jutaan vaksin  sudah mulai diedarkan ke berbagai negara; bahkan, beberapa negara pun sudah mulai melakukan penyuntikan vaksin.

Ada dua jenis vaksin yang sudah diberi izin edar sebagai penggunaan darurat, yakni vaksin Moderna dan Pfizer. Kedua jenis vaksin tersebut telah diperiksa secara ketat oleh badan berwenang dan independen, jadi tak  ada alasan bagi masyarakat untuk mengkhawatirkan keamanan vaksin tersebut.

Vaksin tidak seperti obat yang dapat menumpuk di tubuh kita, jadi tidak akan mengubah susunan dalam tubuh sehingga menyebabkan efek samping jangka panjang nantinya.

Agar vaksin ini benar-benar ampuh menghentikan pandemi, harus ada sekitar 50 hingga 80% populasi yang harus mendapatkan vaksin agar tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.  Namun, ada beberapa kelompok orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin.

Melansir The Strait Times, menurut Associate Professor Lim Poh Lian, Direktur Unit Isolasi Tingkat Tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, alergi serius biasanya merujuk pada orang-orang yang memiliki respons terhadap rangsangan tertentu seperti sengatan lebah atau obat, dengan mengalami pembengkakan di sekitar mulut, mata atau wajah, mengalami kesulitan bernapas atau mengalami penurunan tekanan darah yang serius.

Orang lain yang termasuk dalam kelompok tertentu -seperti wanita hamil, orang yang mengalami gangguan sistem imun, dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun- juga harus menunda menerima suntikan, karena uji klinis skala besar tidak melibatkan sukarelawan semacam itu. Artinya, belum ada cukup data untuk mengevaluasi keamanan vaksin Covid-19 pada kelompok orang ini.

Tetapi para ahli yang berbicara di webinar yang diselenggarakan oleh The Straits Times pada Kamis (17/12/2020) sore, mencatat bahwa kecuali kelompok orang ini, mereka yang ditawari vaksin Covid-19 harus menerimanya, terutama saat Singapura bergerak untuk membuka kembali perekonomiannya.

Prof Lim dalam webinar mengatakan: “Apa yang kami ingin lakukan adalah memastikan bahwa orang-orang di sekitar mereka divaksinasi.”

Dia menambahkan, “Jadi setiap orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin tersebut karena kami ingin melindungi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan (vaksin) atau mereka yang mungkin tidak mendapatkan banyak manfaat dari vaksin bahkan jika mereka menerimanya.”

Berikut adalah daftar orang yang sebaiknya tidak disuntik vaksin Covid-19:

Orang dengan Alergi

Ada beberapa orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Itu sebabnya, CDC menyarankan agar orang-orang yang memiliki reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan dalam vaksin COVID-19 untuk enggak boleh melakukan suntik vaksin.

Orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap jenis vaksin lain atau terapi suntik juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksin.

Mereka yang memiliki riwayat reaksi alergi parah yang enggak terkait dengan vaksinasi, misalnya karena makanan, racun, hewan peliharaan, atau lateks masih bisa mendapatkan vaksinasi.

Anak-Anak

Vaksin Moderna hanya diperbolehkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas, sedangkan vaksin Pfizer hanya boleh untuk orang berusia 16 tahun ke atas. Saat ini, vaksin COVID-19 belum diteliti dampak dan efeknya pada anak-anak. Selain itu, anak-anak juga enggak berwenang untuk menerima vaksinasi tersebut.

Orang yang Memiliki Gangguan Imunitas

Vaksin bekerja untuk melindungi mereka yang memiliki kekebalan lemah atau termasuk dalam kategori berisiko tinggi. Namun, orang-orang yang kekebalannya terganggu secara serius, menderita komplikasi kronis yang dapat memengaruhi fungsi kekebalan biasanya enggak cocok dengan respons vaksin.

Oleh karena itu, orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh enggak disarankan untuk melakukan suntik vaksin COVID-19 sampai ada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya.

Perempuan Hamil

Para ahli percaya bahwa dosis eksperimental yang digunakan dalam vaksin COVID-19 mungkin enggak sesuai untuk kesehatan bayi yang sedang tumbuh.

Hal ini dapat mengakibatkan efek samping bagi perempuan hamil. Oleh karena itu, mereka juga harus menunggu beberapa saat atau mengikuti ketentuan pihak berwenang untuk mendapatkan vaksinasi (BB-DIP)