Ia menyarankan dan mendorong Pengprov IPSI Maluku lakukan evaluasi secara total. Utamanya rajin melakukan seleksi dengan ketat terhadap setiap atlet yang akan direkrut.

Menurut Kutni, untuk memperoleh atlet silat yang berkualitas dan berprestasi semua pihak terkait harus mengihindari ego antar perguruan.

Ia menyebut sekitar 20 perguruan silat ada di Maluku termasuk perguruan historis. Biasanya para atlet yang direkrut dan diseleksi untuk ikut kejurnas maupun Pra PON hingga PON itu adalah dari perguruan historis.

“Selama ini untuk Cabor Silat, Maluku tidak pernah absen di PON. Pasti ada satu atau dua orang atlet yang lolos. Hanya saja pada PON 2021 di Papua 2021 ini kita absen,” imbuhnya.

Belajar dari kegagalan Pra PON 2020 hingga atlet Maluku tak lolos ke PON 2021, Kutni lalu menyarankan Pengprov IPSI Maluku untuk rajin menyelenggarakan kejuaran wilayah, daerah, cabang maupun turnamen-turnamen (investasi, ekspedisi) terbuka.

Atau, lanjut dia, kejuaran itu dilaksanakan oleh suatu badan di luar Pengprov IPSSI yang menggunakan peraturan pencak silat, tentunya harus berkoordinasi dengan Pengprov IPSI.

“Untuk memperoleh atlet yang punya skill itu seharusnya seleksi dimulai dari bawah. Sehingga kita bisa memperoleh atlet yang berkualitas dan berprestasi, sekaligus bisa mengharumkan Maluku di level nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Diketahui, PON XX Papua pada 2-16 Oktober 2021 akan diikuti sekitar 7.066 atlet dari 34 Provinsi di Indonesia termasuk Maluku.

Ribuan atlet itu akan bertanding di 37 cabang olahraga (cabor), 56 disiplin cabor, dan 679 nomor pertandingan atau perlombaan. Para atlet dari masing-masing cabor tersebut kini hanya menunggu waktu keberangkatan menuju arena PON XX Papua. (BB-SSL)