BERITABETA.COM, Bula — Intensitas hujan yang tinggi mengguyur Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sejak pukul 12.00 WIT hingga pukul 05.00 WIT  mengakibatkan banjir bandang merendam Desa Sabuai.

Banjir dengan ketinggian air mencapai  1 meter  itu, merendam puluhan rumah warga setempat, termasuk gedung balai desa dan Gereja Betlehem di desa tersebut.

Musibah banjir itu, baru pertamakali terjadi di Desa Sabuai.  Warga menyebut banjir tersebut sebagai ulah dari aktivitas pembalakan liar (ilegal logging), disertai pengrusakan hutan yang selama ini dilakukan oleh CV Sumber Berkat Makmur (SBM) milik Imanuel Quderesman alias Yongki.

"Terkait dengan banjir yang masuk kampung (Sabuai), ini efek dari pada penabangan hutan yang dilakukan oleh CV SBM" ungkap Warga Sabuai, Frans Yamarua kepada beritabeta.com, Jumat (6/8/2021).

Frans menegaskan, kejadian itu harus menjadi peringatan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dalam mengeluarkan izin pembalakan liar berkedok perkebunan.

Dia mengaku, dampak dari kegiatan penabangan tersebut telah menimpa mereka, sehingga mereka tidak mau lagi kejadian yang sama terjadi di wilayah Kecamatan Siwalalat.

"CV SBM ini pertama dan terakhir kali, kami tidak menginginkan hal itu terjadi lagi. Karena sangat merugikan warga setempat, disamping itu juga ratusan kelapa di pesisir sungai waitunsa dihanyutkan" tandasnya

Pemuda Desa Sabuai ini juga membeberkan selain di Desa Sabuai, banjir juga ikut meredam sejumlah rumah warga di desa-desa tetangga yakni Desa Wainel dan Desa Atiahu Kecamatan Siwalalat.

Ikhwal banjir itu ramai diupload di sosial media Facebook, netizen mencaplok kejadian yang menimpa warga Desa Siwalalat tersebut sebagai dampak dari kasus ilegal logging di Desa Sabuai beberapa waktu lalu.

Sepnat Hatulekal dalam postingan-nya menegaskan, Yongki harus bertanggungjawab atas kejadian yang menimpa warga Desa Sabua, Kecamatan Siwalalat.

"Yongki Quedarusman harus bertanggungjawab atas kasus ini, desa ini sebelum ada penebangan kayu tidak begini" tulis Sepnat Hatulekal

Salah satu warga lainnya bernama Khyla Lian mengaku kejadian banjir bandang tersebut baru pertama kali menimpa Desa Sabuai.

“Baru pertama, buka mata kalian pemilik perusahaan kayu, kalian harus bertanggungjawab, kalian buat negeri kami mengalami banjir seperti ini" tulis Khyla Lian.

Akun bernama Anas Malik Wakano juga menulis dalam postingan Facebook-nya, dia mengungkapkan banjir bandang itu diduga kuat akibat dari ilegal logging di kawasan hutan adat Desa Sabuai yang kini menjadi bencana ekologis yang berkelanjutan untuk masyarakat adat (*)

Pewarta : Azis Zubaedi