Sekian tahun berlalu, Rizky pun meraih gelar sarjana bersama sejumlah rekannya, namun proyek yang digadang-gadang menjadi ladang bagi ribuan anak Maluku itu belum juga beroperasi.

Alhasil, Rizky yang kini berusia 25 tahun, harus berkelana keliling sejumlah tempat untuk bekerja.  Mulai dari menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta,  sampai pindah ke Kalimantan Timur bekerja di sebuah perusahaan tambang batubara.

Melihat anaknya yang pindah-pindah bekerja, Abdul lalu meminta Rizky agar tetap tinggal di Jakarta,  karena disana banyak sanak keluarga yang bisa didatangi.

"Setidaknya di Jakarta banyak keluarga yang bisa melihatnya. Berbeda dengan Kalimantan, sudah jauh tidak ada keluarga pula,"begitu tutur Abdul ketika menceritakan perjalanan anaknya kepada beritabeta.com.

Harapanya, saat Blok Masela sudah beroperasi anaknya Rizky dapat mengabadikan diri sebagai tenaga kerja di sana.

Sikap Gubernur Maluku dan Komitmen Pemerintah Daerah

Cerita Abdul Syukur dan anaknya Rizky hanyalah bagian kecil dari cerita anak Maluku yang berharap blok migas abadi itu bisa membawa keberkahan bagi mereka.

Ada ribuan anak Maluku yang menanti kehadiran Blok Masela sebagai ladang energi Nasional dan juga ladang pengabdian mereka. Apalagi, mega proyek ini sudah lama menggaung di ranah publik Maluku.

Terhitung sudah tiga gubernur dan satu penjabat gubernur memimpin Maluku, namun kapastian beroperasi Blok Masela belum juga terwujud.

 

Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan rombongan diterima Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat membahas Blok Masela di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Kabar terakhir, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa telah melakukan pertemuan dengan Presiden Direktur Inpex Masela Ltd, Kenji Hasegawa.

Gubernur menyampaikan Blok Masela  yang dioperasikan oleh Inpex Corporation  ditargetkan mulai produksi pada tahun 2029 atau awal 2030.

Proyek Blok Masela  disebut  memiliki cadangan gas sekitar 18,54 triliun kaki kubik dan akan menghasilkan 9,5 juta ton LNG, 150 Million Standard Cubic Feet per Day  (MMSCFD) atau Juta Kaki Kubik Standar per hari melalui jaringan pipa gas dan 35 ribu barel kondensat per hari.

Keberadaan Blok Masela dinilai penting untuk mencapai swasembada energi nasional dan akan menggunakan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) untuk mengurangi emisi karbon. 

Dalam pertemuan itu, Gerbernur sekaligus mendengar presentasi, tentang perkembangan terkini blok Masela.

Blok abadi Masela ditetepkan oleh Presiden Prabowo untuk dijadikan proyek strategis nasional dengan Perpres no 12 tahun 2025.