Blok Masela dan Rindu Rizky yang Tak Pernah Lekang
"Inpex ini sudah 26 tahun ini salah satu blok giant yang ada di Maluku, Insya Allah tahun ini sudah mulai FEED-nya, sekarang sudah mulai jalan," kata Bahlil, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 24 Oktober 2025.
Pemerintah pun memastikan Proyek Gas Abadi di lepas pantai Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.600 orang pada tahap pengembangan dan pada tahap operasi akan melibatkan sekitar 850 pekerja.
Senada dengan Menteri Bahlil Lahadalia, komitmen pemerintah juga dismapaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.
“Percepatan pelaksanaan proyek ini penting. Pemerintah memberikan dukungan penuh, baik melalui fleksibilitas regulasi pengadaan maupun percepatan perizinan agar semua fase FEED dan EPC dapat berjalan tepat waktu,” ujar Yuliot dikutip dari Tempo.co di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.
Menyikapi hal ini, Pengamat Ekonomi dan Pembangunan Maluku, M. Saleh Wattiheluw menyampaikan realisasi Blok Masela merupakan sebuah anugerah bagi Maluku di tengah keterpurukan ekonomi yang kini tidak pasti.
“Saya tidak ingin menanggapi soal peluang produksi yang dihasilkan. Namun yang lebih penting, ketika kran tenaga kerja dibuka, maka anak-anak Maluku akan mampu terserap bekerja disini, bukan saja pada industri Migas, namun juga pada industri pendukung yang berhubungan langsung dengan Blok Masela,” beber mantan Anggota DPRD Maluku ini.
Saleh juga mengurai angaka BPS yang menyebutkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Maluku pada Agustus 2024 mencapai 6,11%. Angka ini mencakup 58,97 ribu orang atau 5,96% pada Februari 2025.
Tingkat pengangguran lebih tinggi di kalangan perempuan (6,93% pada Februari 2024) dibandingkan laki-laki (5,27% pada Februari 2024), serta jauh lebih tinggi di perkotaan (8,57%) dibandingkan perdesaan (4,17%) pada Februari 2024
Data ini kata Saleh, sudah cukup jelas menagaskan bahwa Maluku membutuhkan sebuah proyek besar untuk menyerap ribuan tenaga kerja dan harapan itu ada pada Blok Masela yang kini diimpikan semua anak Maluku di masa mendatang.
Invetasi Jumbo dan Ramah Lingkungan
Blok Masela merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai USD 20,94 miliar atau setara Rp 342 triliun.
Proyek jumbo ini dikelola oleh perusahaan migas asal Jepang, Inpex Masela Ltd., dengan porsi kepemilikan 65 persen.
Adapun PT Pertamina Hulu Energi Masela memiliki 20 persen, sementara Petronas Masela Sdn. Bhd. menguasai 15 persen.
Untuk tahapan FEED, Inpex menunjuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama yang bekerja sama dengan dua perusahaan EPC global, KBR dan Samsung Engineering & Construction. Penunjukan ini ditetapkan melalui Letter of Award pada 4 Agustus 2025.
Wamen ESDM Yuliot Tanjung memastikan fasilitas LNG darat Blok Masela akan dilengkapi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) guna menekan emisi karbon, sehingga pasokan energi tetap stabil sekaligus mendukung target pengurangan emisi nasional menuju net zero emission.