BERITABETA.COM, Bula — Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku akhirnya merespon kondisi kerusakan jembatan darurat Wai Soir di Desa Keta, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.6 Provinsi Maluku Elsina Malindir berjanji, untuk kerusakan jembatan darurat tersebut rencananya akan ditangani BPJN Maluku menggunakan pipa baja.

"Untuk jembatan Wai Soir kami usahakan penanganan pakai pipa baja," ucap Elsina Malindir saat dikonfirmasi beritabeta.com melalui pesan WhatsApp pada Selasa (11/6/2024).

Elsina mengungkapkan, biasanya dalam melakukan penanganan terhadap kerusakan jembatan darurat, BPJN Maluku menggunakan rangka bailey, namun stok rangka bailey milik mereka sudan terpakai habis.

PPK 2.6 Provinsi Maluku, Elsina Malindir
PPK 2.6 Provinsi Maluku, Elsina Malindir


Dia berdalih, hampir semua jembatan dan jalan di wilayah Pulau Seram terjadi bencana, sehingga rangka-rangka bailey itu dipakai untuk dilakukan penanganan.

"Untuk bailey memang agak susah karena stok desain jembatan bailey di Balai juga sudah terpakai semua, karena hampir semua jembatan dan jalan di Pulau Seram terjadi bencana alam," ungkapnya.

Ia memastikan, upaya penanganan terhadap jembatan darurat di ruas jalan Bula-Masiwang-Airnanang itu akan dilakukan setelah pihak penyedia menangani jembatan darurat Wai Salagur Kota.

"Penyedia masih kerjakan yang di jembatan Wai Salagur, mungkin bertahap setelah itu," pungkasnya.

Sebelumnya, Jembatan darurat Wai Soir di Desa Keta, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) kembali rusak diterjang banjir.

Salah satu warga Desa Keta, Faris Rumain kepada beritabeta.com melalui pesan WhatsApp pada Senin (10/6/2024) menilai, kondisi kerusakan jembatan darurat Wai Soir di ruas jalan Bula-Masiwang-Airnanang ini diabaikan oleh pemerintah.

"Jembatan Wai Soir Keta diabaikan," ucap Faris Rumain.

Faris yang juga sebagai salah satu pengelola Taman Baca Keta ini mengungkapkan, kerusakan jembatan darurat tersebut sudah berulang-ulang. Apesnya, upaya perbaikan bukan dari pihak berwewenang, namun dari inisiatif masyarakat.

Kendati demikian, dia memastikan kerusakan kali ini para pemuda dan masyarakat setempat tidak lagi melakukan upaya perbaikan.

"Sampai dengan hari ini katong (kami) pemuda dan masyarakat Keta belum pernah ada kata mau palang dan lain-lain. Justru setiap ambruk, kami selalu perbaiki dengan modal semangat gotong royong. Tapi maaf, untuk kali ini bukan untuk palang. Tapi kali ini kembali rusak, kami (pemuda dan masyarakat) tidak lagi untuk perbaiki. Terakhir itu beberapa hari yang lalu," ungkapnya.

Dia mengemukakan, upaya ini bukan dilakukan untuk kepentingan masyarakat Keta atau beberapa desa tetangga, namun jalan ini menjadi akses satu-satunya yang menghubungkan sejumlah kecamatan dengan ibukota kabupaten SBT.

"Ini bukan demi orang Keta, Liantasik dan desa tetanga lainnya. Tapi ini jalan lintas seram yang menghubungkan jalan bula-airnanang. Jembatan yang sering kali dilewati para petinggi-petinggi di daerah ini," kesalnya.

Untuk itu, dia meminta kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Maluku untuk memperhatikan kondisi jembatan yang menjadi kewenangan mereka itu.

"Kami minta kepada pihak terkait, dalam hal ini balai untuk memperhatikan kondisi kerusakan jembatan ini. Upaya ini dilakukan, patut kami apresiasi, karena telah mencegah terjadinya kecelakaan pada jembatan Wai Soir," pintanya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi