6. Ptychozoon kuhli (Stejneger, 1902). Jenis cicak ini disebut dengan tokek purba atau nama latinnya Ptychozoon kuhli , memiliki kepala pipih berbentuk bulat telur dengan moncong lebih panjang daripada jarak antara mata dengan lubang telinga, lubang telinga lebar dan membulat.

Memilki panjang antara 8-9 cm, adapun bagian sisik berukuran cukup besar membentuk kulit yang melebar terdapat diantara lubang telinga hingga bagian leher.

Sisik kepala kecil, rostral sangat besar, kuadranguler. Terdapat dua pasang sisik supranasal dengan bagian yang dekat dengan rostral berukuran lebih besar. Sisik labial atas 10-15 buah dan labial bawah 10-12 buah.

Tubuhnya sangat pipih dengan sisil granuler kecil dan beberapa tuberkel yang melebar. Jantan dengan 20- 22 praenal pores tersusun melengkung. Ekor panjang dan pipih dengan lembaran kulit. 

Bagian ventral lebih terang dengan warna kekuningan. Seperti jenis lainnya, cicak purba ini juga aktif padamalam hari (nokturnal), penyebaran jenis cicak ini di Indonesia belumlah terlalu banyak hanya terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Mentawai, dan Kalimantan.

7. Hemiphyllodactylus (Bleeker, 1860). Ciri-ciri jenis cicak ini memiliki jari dengan bagian ujung terpisah menjadi dua buah lamela yang menyatu, dipisahkan oleh alur median. Bagian ibu jari mereduksi. Tubuh lansing memanjang dengan sisik kecil. Pupil vertikal.

Adapun kepalanya lebih panjang daripada lebar tubuhnya, berbentuk bulat telur. Moncong dengan panjang sama dengan jarak mata hingga lubang telinga. Lubang telinga sangat kecil, oval, oblique. Tungkai lansing dan panjang.

Warna tubuh bagian dorsal coklat dengan corak marmer, terdapat corak hitam dari moncong hingga ke tungkai depan. Bagian ekor berwarna coklat muda dengan bintik putih memanjang. Bagian ventral tubuh lebih terang dengan bintik bintik coklat memanjang (*)

Editor : Redaksi