BERITABETA.COM, Ambon - Pandemi Covid-19 yang melanda Maluku, banyak menyisahkan cerita heroik warga di Kota Ambon.

Salah satunya yang dialami Siti (54), salah satu pedagang di Kota Ambon yang tak pernah surut berjuang untuk membiayai tiga anaknya menempuh studi di perguruan tinggi.

Walaupun hanya bermodalkan kios kecil dengan pendapatan di bawah rata-rata, warga asal Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), mampu bertahan hingga tiga anaknya dapat menyelesaikan studi di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.

“Suami saya tidak lagi kerja, karena di PHK. Saya terpaksa harus bekerja keras. Dan kios kecil inilah satu-satunya yang bisa saya andalkan,” ungkapnya ketika ditemui beritabeta.com, Jumat (2/7/2021).

Sebagai seorang pedagang kecil,  Siti harus berjuang keras mencari biaya kuliah tiga anaknya. Apalagi biaya kuliah per semester di Unpatti cukup besar bagi seorang siti.

Jika dibandingkan dengan pendapatan Siti sehari-hari dari hasil jualan kios kecilnya, hanya mampu meraup keuntungan  Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Siti mengaku, kesulitan semakin terasa bagi dirinya, bahkan  seluruh pedagang sekelasnya, disaat pandemi Covid-19 mulai mewabah di Kota Ambon awal 2020 lalu.

"Akibat pandemi, saat ini pemasukkan menurun karena sepi pelanggan, sampai akhirnya kita meminjam uang di Bank. Saya mah yakin, niat baik secara tulus akan membuahkan hasil yang baik pula,” ujar Siti.

Diakui Siti, dirinya sangat yakin bahwa apa yang dia lakukan saat ini untuk ke tiga anaknya sehingga mampu menyelesaikan studi, adalah buah dari kerja keras, dan sabar.

Lapak berbahan kayu (papan) yang dibangun sejak tahun 2001, dengan luas 3×3 meter di kawasan Lapangan Merdeka Kota Ambon itu, awalnya dilakukan hanya sebagai alternatif guna membantu ekonomi keluarga.

Selain itu, kata Siti, keberadaan kios ini juga turut membantu suaminya Rahman (60) yang sebelumnya bekerja sebagai tenaga konsultan pengukur jalan,  namun kini telah di PHK dari pekerjaannya.

Suaminya Rahman di PHK pasca  wabah Covid-19 melanda, sehingga pihak perusahaan tidak mampu untuk melanjutkan kontrak kerja dengannya karena pendapatan perusahaan yang juga mulai menurun.

"Saya putuskan untuk berdagang untuk membantu ekonomi keluarga, karena waktu itu suami saya berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan pengukur jalan, disalah satu perusahaan swasta, "terangnya.

Berkat kerja keras dan kesabaran yang dimiliki oleh Siti, selain bisa membantu ekonomi keluarga, usaha kecilnya itu mampu memberikan gelar Strata Satu (S1) bagi ke tiga anaknya.

Walaupun saat ini sudah tidak ada beban bagi dirinya, terhadap biaya pendidikan ketiga anaknya, namun Ibu 54 tahun itu sama sekali tidak pernah berpikir untuk menutup usahanya dan beristirahat.

"Saya tidak pernah berpikir untuk menutup usaha ini. Sebab, dari lapak kecil itulah, anak saya bisa selesai kuliah, dan bisa belajar mandiri. Saya dan suami sangat bersyukur sekali dengan apa yang dihasilkan dari Kios kami, "ungkapnya.

Dalam situasi yang serba terbatas lantaran penyebaran corona, Siti sangat berharap agar kehidupan normal seperti sediakala dapat cepat kembali, agar pendapatan penjualan kiosnya mampu meningkat.

" Kami berharap agar situasi pandemi corona cepat berakhir. Dampak dari virus ini sangat menyulitkan saya selaku pedagang kecil, "tutup Ibu yang tak pernah menyerah dengan keadaan itu. (BB-YP)