Pernyataan cukup keras tersebut langsung disela Bodewin. Menurutnya, perlakuan pemerintah terhadap Maluku bukan bak “kekasih tak dianggap”. Lebih tepatnya, “kekasih gelap”. “Didatangi kalau ada maunya. Nanti dibutuhkan baru didatangi. Bak lagu ‘kekasih gelap’ saja. Iya kan? Faktanya begitu,” sindir Bodewin.

Karena itu, dia berharap Kaukus Timur bisa menjadi media penggugah bagi pemerintah pusat untuk memberikan perhatian pada daerah di Kawasan timur Indonesia. Kaukus timur, sebutnya, harus menggabungkan semua kekuatan dari timur untuk kemudian diperjuangkan bersama demi kesejahteraan masyarakat.

“Kami butuh keadilan. Kami butuh perhatian. Kami juga keluarga inti, bukan tetangga. Kami bukan kekasih gelap yang nanti dibutuhkan baru didatangi. Semoga Kaukus dapat memperjuangkan apa yang menjadi harapan kami di Ambon dan Maluku,” tandasnya.

Asa senada diapungkan Ruslan. “Paling tidak, dengan Kaukus ini, adalah event yang bisa menyuarakan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat. Mudah-mudahan dengan perjuangan Kaukus ini, banyak tokoh yang bisa diorbitkan dari Maluku yang mau berbuat untuk Maluku,” harapnya.

Kaukus Timur melalui Presidium Uslimin Usle merespons positif harapan Bodewin dan Ruslan tersebut. “Insyaa Allah apa yang mencuat dari setiap FGD yang dilakukan Kaukus Timur, akan kami rangkum untuk seterusnya akan disampaikan ke pemerintah pusat. Termasuk nanti kepada para bakal calon presiden yang bertarung dalam Pilpres 2024,” ucap Usle.

Upi Asmaradana yang turut membidani lahir dan eksisnya Kaukus Timur menambahkan bahwa semua rekomendasi dan suara dari kawasan timur Indonesia, akan diusahakan sampai ke pemerintah pada Agustus 2023.

“Kita usahakan semua aspirasi yang lahir dari FGD-FGD Kaukus ini , sampai ke Istana Agustus nanti,” ucap Upi yang menjadi host serial FGD Kaukus.