“Semua itu akan saya kembalikan ke kas negara sebagai sebuah komitmen pada saat konferensi pers di Negeri Seith. Paling lambat bulan Sepetember saya akan meninggalkan aktivitas di DPRD Malteng. Saya tidak akan menghinati komitmen,”tegasnya.

IR [sapaan akrab Ibrahim Ruhunussa], kemudian mengutip pernyataan Thomas Carlyle, penulis satir dari Skotlandia yang juga sejarawan, dan guru pada era Victoria.

Pada 1847, kata dia, Thomas Carlyle menyatakan sejarah adalah sesuatu yang universal. Sejarah merupakan apa yang telah dicapai manusia di dunia ini, dan sejarah berada di dasar orang-orang hebat yang telah bekerja keras di dunia.

“Dalam pernyataannya ini, Thomas Carlyle setuju pemimpin hebat adalah mereka yang sudah diberkahi potensi heroik, kecerdasan dan mental yang kuat,” kata IR meniru pernyataan Thomas Carlyle.

IR berterima kasih kepada berbagai pihak yang dalam sepekan terakhir telah memperbicangkan atau membahas dinamika mengenai sikap politiknya pindah dari partai Gerindra dan gabung bersama PDI-P.

“Terimakasih kepada semua pihak dalam yang mana dalam seminggu ini telah membahas khusus tentang dinamika saya di politik,”timpalnya.

Tentunya, lanjut dia, yang baik menjadi pegangan, dan yang tidak baik akan dijadikannya sebagai ikhtiar. Kemudian segala masukan yang positif akan menjadi pertimbangan berharga baginya.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membahas khusus tentang dinamika saya di politik,” pungkas mantan Presiden Mahasiswa IAIN Ambon ini.   (*)

 

Editor : Samad Vanath Sallatalohy