BERITABETA.COM, Ambon – Pulau Saparua tak kalah bersaing soal keindahan dan sejarah masa kejayaannya zaman penjajahan.  Pulau Saparua berjarak sekitar 50 mil dari Ambon, ibu kota Maluku, bisa dijangkau dengan kapal cepat selama 1,5 jam dari Pelabuhan Tulehu, Maluku Tengah, di Pulau Ambon.

Di pulau ini terdapat sejumlah potensi dan keunikan yang patut diketahui. Satu sisi yang paling dikenal yakni memiliki segundang Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pemimpin di daerah Maluku. Berikut sejumlah potensi yang disadur beritabeta.com sebagai berikut :

  1. Memiliki Potensi Wisata Sejarah
    Benteng Duurstede

Pulau kecil seluas 247 kilometer persegi itu tak hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga jejak historis kedatangan bangsa lain di Nusantara. Terhitung mulai pedagang Arab, Portugis, Belanda, dan yang terakhir ialah Jepang. Sejarah Tak heran di berbagai sisinya Anda akan menemukan peninggalan-peninggalan unik, seperti bangunan tua khas Portugis dan Belanda, sumur tua, hingga Port Duurstede yang terkenal. Salah satu rumah yang sempat disinggahi Pattimura pun ada di dekat dermaga pulau ini.  Benteng Duurstede menjadi salah satu destinasi yang wajib Anda kunjungi saat berkunjung ke Pulau Saparua. Dari Benteng yang masih kokoh tersebut sangat tercermin betapa jayanya pulau ini di masa lampau.

“Portugis dan Belanda dulu sangat menyukai pulau ini, karena jadi salah satu penghasil cengkeh terbesar di Nusantara,” ujar Olnes, salah satu tour guide Ambon di sela-sela Culture and Culinary Trip yang diadakan PT JAS Airport Service. Tak heran Kapitan Pattimura begitu cekatan menjaganya sejak 16 Mei 1817. Salah satu benteng terkuat ini pun sempat terkoyak dan dikuasai pasukan Pattimura.

  1. Keindahan Alam
    Keindahan Pulau Molana

Selain sejarahnya, ragam pantai di pulau berpenduduk 36.698 jiwa ini pun terbentang luas. Mulai dari pantai berpasir putih, seperti pantai di samping Benteng Duurstede dan Pantai Kulur, hingga pantai yang dipenuhi batu karang, yaitu Tanjung Ouw. Wisatwan sampai di dermaga Porto, Pulau Saparua, setelah satu setengah jam mengarungi laut banda dari Pulau Ambon. Indahnya Tanjung Ouw bahkan diabadikan melalui lagu berjudul ”Tanjung Ouw” yang dipopulerkan penyanyi Bob Tutupoli. Lagu ini pun terdengar di beberapa kafe di Ambon. Beberapa pantai putih nan cantik pun belum bernama dan dikelola oleh warga setempat. Wisatawan bisa menikmatinya dengan hanya membayar tiket masuk sekadarnya, bahkan hanya bayar parkir kendaraan saja. Pulau Saparua berdampingan dengan beberapa pulau lainnya, yang tergabung dalam gugusan Pulau Lease, yaitu Haruku dan Nusa Laut. Dalam gugusan pulau ini juga terdapat beberapa titik penyelaman favorit wisatawan mancanegara.

  1. Memiliki Tradisi Hari Pasar
    Aktifitas pasar saparua

Pulau Saparua yang kini memiliki dua kecamatan, sejak dulu masyarakatnya telah mengenal Hari Pasar sebagai puncak transaksi antara petani, nelayan dan pembeli. Hari Pasar ditetapkan pada setiap hari Rabu dan Sabtu dalam sepekan ada dua kali digelarnya Hari Pasar yang berlangsung di pasar tradisional Kota Saparua. Pada hari ini, semua pedagang berkumpul dan tumpah ruah menjajakan dagangannya di pasar. Bukan berarti di hari selain hari Rabu dan Sabtu tidak ada aktifitas pasar,  akan tetapi Hari Pasar ditetapkan sebagai puncak raimainya transaksi di pasar tradisional kecamatan itu.

Semua hasil pertanian dan laut akan dijajal pada hari itu oleh pedagang dari berbagai negeri(desa), bahkan warga dari pulau-pulau semisal di Pulau Haruku dan Nusalaut juga ikut masuk ke pasar berjualan dan menjalankan transaksi di Hari Pasar itu.

Tak jelas sejak kapan dimulai tradisi ini, namun penetapan Hari  Pasar sangat membantu para pedagang, petani dan nelayan. Sebab, di Hari  Pasar itu, masyarakat bisa memperoleh kebutuhan hasil pertanian dan laut yang tidak dapat diperoleh di hari lainnya.

Hari Pasar pantas disebut sebagai hari transaksi tertinggi di pasar tradisional Saparua. Kelangsungan waktu transaksi di Hari Pasar puncaknya berlangsung hanya dalam hitungan jam. Biasanya mulai pukul 06.00 WIT sampai pukul 11.00 WIT. Seteleh itu pasar akan kembali sepih karena semua pedagang kembali ke desa masing-masing.

  1. Tempat Lahirnya Para Pemimpin Maluku

Pulau Saparua memiliki segudang Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak bisa dilupakan. Di pulau ini telah lahir sejumlah pemimpin daerah Maluku yang kini dikenang selamanya. Gubernur Maluku pertama MR. Johanes Latuharhari lahir di Desa Ullath, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, selanjutnya  Gubenur Maluku ketiga Muhammad Padang juga berasal di pulau ini. Muhammad Padang lahir di Desa Siri-Sori Islam dan menjabat Gubernur pada tahun 1960 -1965.

Selain itu, Saparua juga memiliki sejumlah putra yang menduduki jabatan sebagai pemimpin di kota Ambon. Antaranya terdapat beberapa Walikota Ambon berasal di pulai ini. Mulai dari Walikota ke-3 yang dijabat W. Tutupoly pada tahun 1953 -1954, kemudian Walikota ke -7 yang dijabat JME. Soukotta tahun 1962-1966, kemudian Walikota ke-12 yang dijabat Kolonel Purn. DJ. Wattimena pada tahun 1986-1991. Selanjutnya Walikota MJ. Papilaja, MS yang menjabat dua periode mulai tahun 2001-2006, 2006-2011. Dan yang terakhir adalah Walikota Richard Louhenapessy, SH yang menjabat tahun 2011 – sekarang.

Selain di birokrasi, terdapat juga sejumlah nama politisi lokal Maluku yang pernah bersinar di pentas Nasional mewakili Maluku di kursi parlemen Senayan. Mereka antara, Asis Imran Pattisahusiwa (almarhum) dari PPP, Alex Litay dari PDIP, M.Thaher Saimima, dari PPP, H. Balkan Kaplale (almarhum) dari Partai Demokrat, Michael Wattimena dari Partai Demokrat dan sejumlah nama lainnya.

  1. Memiliki Seniman dan Olahragawan Ternama
    Seniman dan olaragawan terkenal asal Saparua Bob Tutupoly dan Ellyas Pical

Yang paling menonjol dari Pulau Saparua adalah memiliki sejumlah nama seniman yang hingga kini selalu dikenang. Antaranya adalah penyanyi legendari Bob Tutupoly, Utha Likumahua, Harvy Malaiholo, Yopie Latul, Frangky Sahulatua dan sejumlah nama lainya. Kemudian olaragawan yang popular yakni sang jura tinju Ellyas Pical. Sejumlah nama actor Indonesia juga berasal dari daerah ini. (BB-DIO)