Presiden Jokowi nampak menghindari fakta bahwa polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Itulah pangkal masalahnya.

Pintu kecil dan tangga curam tak masalah jika orang tidak berebut keluar stadion. Dan orang berebut keluar karena tak tahan paparan gas air mata.

Berdesakan di ruang sempit, kurang oksigen, saling sikut atau injak, itulah yang mematikan. Orang Inggris mengatakan stampede.

Dalam kondisi normal, di ruang terbuka, gas air mata tidak mematikan. Gas ini cuma bikin mata pedih dan sesak nafas.

Polisi yang sering menghadapi demonstran tahu, gas air mata paling efektif membubarkan kerumunan massa atau memaksa orang keluar dari persembunyian.

Menyemprot gas air mata itu ibarat menyemprot asap ke lubang tikus, agar tikus keluar untuk bisa digebah, ditangkap atau dibunuh.