“Terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima. Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” ucapnya dalam sebuah pernyataan singkat dikutip dari laman PSSI.

Kalimat sederhana, tapi terasa penuh makna bagi seorang Simon, sosok yang telah menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Eropa namun tak pernah kehilangan ikatan batin dengan identitas Indonesia, khususnya darah Maluku yang mengalir di tubuhnya.

Pria berdarah Maluku-Belanda itu mempunyai peran untuk mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda.

Om Simon diharapkan mampu bekerja sama dengan pelatih timnas Indonesia baik di level senior maupun kelompok umur seperti Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, dan Nova Arianto.

Setelah resmi ditunjuk PSSI, pada Senin 2  Juni 2025, jelang sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Jakarta, Om Simon akhirnya untuk pertama kali menyapa para jurnalis yang datang meliput.

Ia tampil berbicara dalam bahasa Indonesia penuh dialeg Ambon. Om Simon menjelaskan alasan kenapa menerima tawaran untuk bekerja dengan Indonesia, tanah leluhurnya.

Simon Tahamata merasa Indonesia memiliki potensi yang besar.  

"Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali ke Ajax, tapi kami mau pulang kembali ke sini," tutur Simon Tahamata.

Ia pun menjelaskan sistem bermain favoritnya dan karakteristik pemain yang disukai.

"4-3-3.  Sistem, kiri luar, kanan luar, striker, tiga gelandang, dan empat bek, satu kiper," kata Simon Tahamata.

"Saya ingin memilih pemain yang bagus menggunakan kedua kakinya, secara teknik sangat bagus, secara mental harus seorang pemenang. Semuanya yang dibutuhkan pemain profesional," ujarnya.

Pemain dengan rata-rata tinggi orang Indonesia tetap bisa menjadi pemain hebat. Om Simon mencontohkan dirinya yang bisa bersaing dengan pemain-pemain Eropa saat berkostum Ajax dan timnas Belanda.

"Saya kecil, tapi setelah bermain dengan orang-orang yang tinggi-tinggi, saya harus pakai cara lain, harus pintar," tutur Simon.

Om Simon mengaku akan membidik talenta Timnas Indonesia dengan mengutamakan pemain lokal ketimbang keturunan.

"Mungkin kalau kita hanya memakai anak-anak dari luar Indonesia, tidak. Saya tidak mau," ucap Simon.