BERITABETA.COM, Ambon – Calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Golkar Dapil I Kabupaten Buru, Ny Elya Gani ditegur  panitia pengawas kecamatan (Panwascam) Namlea, Kabupaten Buru, lantaran ketahuan mengumpulkan puluhan ibu penerima Program Keluarga Sejahtera (PKH).

Caleg Partai Golkar yang juga istri dari Kepala Dinas (Kadis) Sosial, Kabupaten Buru, Zubair Surnia ini didatangi Panwascam Namlea, di kediamannya, Minggu (3/3/2019).

Ketua Panwascam Namlea, Ahmad Tukmuly yang ditemui wartawan di depan RH Mart, mengakui baru saja keluar dari rumah caleg Partai Golkar itu. “Beta (saya) baru saja tegur Ibu Elya Gani dan suaminya pak Kadis Sosial,” kata  Ahmad Tukmuly.

Tukmuly mengatakan,  tidak dapat dibenarkan, kalau caleg dari Partai Golkar itu memanfaatkan program PKH di intansi suaminya untuk kepentingan politik dengan mengarahkan para penerima bantuan untuk memilih dirinya.

Ia mengaku awalnya tidak tahu kalau ada pertemuan di rumah Kadis.Namun ada yang melapor dan dia langsung ke rumah sang kadis,  untuk mencek kebenaran info itu.

Di kediaman Kadis Sosial Kabupaten Buru, Zubair Surnia ini,  Ahmad Tukmuly mengakui, kedapatan ada puluhan ibu-ibu yang lagi kumpul dengan Ny Elya Gani.

Namun caleg dari Partai Golkar itu berkelit hanya silaturahmi biasa dan tidak semua yang datang adalah penerima PKH.

“Yang datang berasal dari Desa Waemiting,” jelas Tukmuly mengutip keterangan istri kadis itu.

Kadis sosial juga sempat keluar dari dalam kamar dan menemui Akhmad Tukmuly. Ia sempat berkilah, kalau ibu-ibu penerima PKH itu hanya silaturahmi biasa.

Selain silaturahmi, kata dia, kadis berdalih ia juga ada punya keperluan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penerima PKH ini, diantaranya masalah Basis Data Terpadu (BDT). Berusaha meyakinkan Panwscam, kadis meminta para ibu penerima PKH ini Senin (4/3/2019), datang ke Kantor Dinas Sosial dan membawa KTP serta kartu kepala keluarga (KK).

Kepala Dinas (Kadis) Sosial, Kabupaten Buru, Zubair Surnia

“Beta mengingatkan kadis dan istrinya agar tidak boleh ada pertemuan seperti ini. Apalagi bila ada indikasi mengarahkan peserta PKH untuk memilih istrinya, maka akan berhadapan dengan panwascam. “Bila ditemui ada dugaan pelanggaran, dan terbukti, bisa saja Ny.Elya Gani dicoret dari daftar caleg,”tegas Ahmad Tukmuly.

Banyak pihak sangat menyesalkan langkah Kadis Sosial mengumpulkan peserta PKH di rumahnya itu untuk kepentingan istrinya. “Kalau mau bicara soal BDT, sebaiknya di kantor dan bukan di rumah,” kata dia.

Kendati disangkal oleh kadis ada kepentingan politik, mereka mendesak Panwascam untuk menindaklanjuti masalah itu ke ranah dugaan prlanggaran pemilu.

“Kalau mau kumpul peserta PKH, kenapa tidak dilakukan di kantor pada hari kerja dan ada tugas dan tanggungjawab dari kepala bidang yang mengurusnya.Bukan kadis yang langsung turun tangan.Tapi kumpulnya di rumah dengan istrinya  ada calon,”soalkan sumber yang membocorkan info pertemuan itu kepada Panwascam.

Langkah kadis dan istrinya itu dinilai sangat berani. Padahal saat Rakor Bawaslu pada Sabtu sore (2/3) di Hotel Awista, wakil dari sejumlah parpol sempat mengkritik pedas Surnia, karena dugaan penyalahgunaan PKH di lapangan dan dijadikan komoditas politik.

Bahkan usai rapat, Zubair Surnia dengan nada tidak bersalah, di hadapan wartawan, mengaku belum tahu kalau program penerima PKH pada 10 kecamatan diarahkan untuk memilih caleg Partai Golkar, termasuk di Kecamatan Namlea dan Kecamatan Liliyaly yang diarahkan untuk memilih istrinya.

Ia hanya berujar, bila ada pendamping PKH berbuat demikian dan terbukti, maka mereka akan dilaporkan ke Mensos. “Saya tidak punya hak memecat. Mereka akan dilaporkan tertulis, nanti kordinator regional yang berdindak,”tukas Surnia. (BB-DUL)