Kunjungi Pasar Mardika, Uluputty Dengar Aspirasi Pedagang

BERITABETA.COM, Ambon – Anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty, ST menyempatkan waktu untuk berkunjung ke pasar Mardika Ambon pada Rabu, 27 Januari 2025.
Dalam kujungan itu, politisi PKS Maluku ini bertemu dengan puluhan pedagang dan mendengar sejumlah aspirasi yang disampaikan, terutama terkait keberadaan dan pengelolaan gedung Pasar Mardika yang belum maksimal dilakukan.
Kepada beritabeta.com, Uluputty mengatakan, gedung yang dibangun oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Maluku ini sejatinya belum maksimal dalam pengelolaan.
“Faktanya memang demikian, para pedagang juga menyampaikan banyak hal yang dialami. Masalah retribusi, sampah dan penataan masih saja menjadi kendala utama,” ungkap Uluputty.
Ia membeberkan, dalam kunjungan ini banyak aspirasi yang disampaikan oleh pedagang. Antaranya, keluahan pedangan yang menyampaikan pedagang lama yang tidak tertampung semua dan bahkan ada pedagang baru yang masuk dengan jalur tertentu.
Menurutnya, tata kelola dan manejemen pengelolaan pasar dalam sistem pengendalian dan pengaturan yang lebih baik menjadi harapan para pedagang.
“Kepastian tempat usaha, dan pengunjung yang terpusat ke dalam gedung putih yang dibangun menjadi dambaan mereka. Jangan ada lagi yang berjualan di luar pasar meninggalkan lapak lapak kepemilikan didalam gedung,” bebernya.
Selain itu, kata dia, harusnya segala jenis tagihan dari awal masuk sebagaimana arahan pemerintah bahwa setiap pedagang tidak boleh ditagih bayarannya.
Ternyata, kata dia, pedagang ditagih dana pengambilan kunci. Untuk pajak dan retribusi sebagaimna diatur dalam Perda sebanyak Rp 5.000.000/tahun harusnya ditaati bersama sebagai payung hukum regulasi.
“Mereka (Pedagang) mengatakan keberatan jika harus ada tagihan diluar aturan sesuai Perda. Alih alih membayar pajak atau retribusi bahkan untuk mendapatkan balik modal usaha juga kembang kempis setiap bulannya. Tagihan perbankan yang harus dibayar dan dilunasi juga sudah menjadi beban yang menghantui usaha mereka,” urai Uluputty.
Di lain sisi, pedagang menyoroti tata letak dan gabungnya pasar ikan sayur di lantai bawah dan pakaian dilantai atas juga merusak konsep dan tujuan pembangunan revitalisasi bangunan pasar.
“Harusnya dilantai bawah adalah kelontong dan pujasera jajanan makanan yang diintegrasikan,” pungkasnya.