Kapal tol laut ini dari Tanjung Perak, Kota Surabaya melayari sejumlah kabupaten dan kota di Maluku. Begitu juga tol laut ini menyinggahi sejumlah pulau di Maluku dengan provinsi lain,  kemudian ke Tanjung Perak Surabaya.

“Jadi kalau tol laut dari Surabaya bawa logistik kembali mengangkut hasil bumi. Jadi pola dagang sudah terbentuk,"bebernya.

Rute kapal tol laut, yakni  T-12  dari Tanjung Perak, Iliwaki-Wetar, Kisar, Letti, Moa, Sermatang, Tepa, Larat dan balik ke Tanjung Perak. T-16  dari Tanjung Perak, Wanci, Namrole, Obi, balik lagi ke Tanjung Perak.

Kemudian T-17 dari, Tanjung Perak, Suamlaki, Dobo, langsung balik lagi ke Tanjung Perak. T-21 dari Tanjung Perak, Namlea, balik lagi ke Tanjung Perak. T-27 itu perdagangan dari Merauke. "Jadi mereka punya beras berdagang di Dobo, jadi dari Merauke ke Dobo, Elat, Tual, Kaimana, Biak Serui, Negara,Elat, Merauke,"bebernya.

Sementara T-28, yakni dari Tanjung Perak, Fak-fak Kaimana, Elat Dobo, Tanjung Perak.  Sedangkan, T-29 itu dari, Tanjung Perak, Piru, Wailoar, Malbufar, Babang,  Saketa, Ingeang masuk Bula, kembali ke Tanjung Perak.

"Mesti banyak akses masuk di Pulau Seram. Ini agar perekonomian di Pulau Seram juga ikut tumbuh dengan cepat. Tahun depan kita usul tol laut masuk di Amahai. Apalagi, Malteng masuk miskin ekstrim. Kita usul Piru dan Bula itu juga karena masuk daerah tertinggal,"paparnya.

Dia juga mengaku, di Tahun 2023 mendatang, pihaknya  akan berupaya  ke pusat, untuk membangun satu buah kapal yang dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

"Jadi sementara proses pembahasan pengusulan 6 Juli sampai Agustus. Dokumen dilengkapi agar dapat anggaran. Kapal ini layanani 12 Mil. Kapal ini 2 lambung untuk membuka akses-akses di pesisir,"terangnya.

Khusus Perhubungan udara, lanjut dia, sebelumnya hanya 7 rute penerbangan, sekarang naik menjadi 11 rute penerbangan seperti Sam Air.

"Kita akan usul rute tambah lagi. Kalau Bandara Udara yang direncanakan bangun adalah Bandara Gorom dan Tepa. Kalau Gorom itu sudah penetapan lokasi oleh Pak Menteri. Dulu baru ijin prinsip sekarang sudah penetapan lokasi. Kemudian Tepa, dulu studi belum jalan, sekarang tahun 2022 ini reviu desain. Kita upayakan di Tepa itu ijin prinsip dan penetapan lokasi dari Pak Menteri,"sebuntya.

Bukan hanya itu, dia mengaku, investor pesawat Wig Craft, juga sudah bertemu dengan Dinas Pariwisata, Bappeda, Dinas PUPR untuk menemui investor.

"Dan mereka, datang sendiri investornya. Jadi mereka lihat lokasi dari luar sudah pergi ke negara Italia, Vietnam, dan Thailand. Jadi mereka terakhir berhenti di Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Ternyata sampai disana mereka bilang di Amahai yang terbaik. Jadi mereka akan berinvestasi bangun sekolah untuk Pilot Wig Craft ini,"bebernya.

Investor Wig Craft  juga akan bangun pelabuhan di Amahai. Sebab, pesawat ini take of dan landing di laut.

"Kalau di Ambon mereka berencana bangun pelabuhan dekat Jembatan Merah Putih. Wig Craft ini ada tiga titik. Di Amahai akan dibangun sekolah dan pelabuhan satu di Ambon dan satunya lagi di Banda,"sebutnya.

Terkait perhubungan darat, tambah dia,  sudah ada pembukaan bus bandara pada medio Januari 2022 lalu. Rutenya dari gong perdamaian ke Bandara Pattimura.

"Ada juga bis dari Bandara ke Tulehu dan Hunimua. Saya juga sering tanyakan ke Kadis Perhubungan Kabupaten/kota, rute mana lagi yang kita buka,"tandansya (*)

Editor : Redaksi