Maroko dan Pesan Bilatusy Syuhada

Kemenangan pasukan Al Maghrib atas Spanyol, menyebar menundukkan hati penduduk Portugal. Portugal menjadi wilayah teritorial Andalusia. Peradaban Islam mencahayai sebagian tanah Eropa hingga delapan abad ke depan.
Ummat Muslim menjadi bangsa paling maju, paling canggih, paling religius di abad pertengahan. Unggul 600 tahun di depan peradaban Barat pada masa pertengahan atau midle age. Saat itu, Eropa sedang dalam kegelapan, kepekatan peradaban dan ilmu pengetahuan.
Setelah membuka Spanyol dan Portugal, Musa bin Nushair bertekad menerobos pegunungan Pirenia dan negeri - negeri sekitarnya.
Di bawah komando gubernur Andalusia, As - Samh bin Malik Al - Khulani, mereka kembali menguasai negara bagian Septimania, salah satu daerah pesisir menghadap laut Mediterania, bagian Selatan Prancis.
Perang sengit terjadi berjarak 239 km dari kota Paris, tepatnya antara dua daerah Toro dan Poitiers. Panglima pasukan Muslim adalah seorang mujahid bernama Abdurrahman Al - Ghafiqi memimpin 50 ribu pasukan.
Sementara Charles Martell, seorang menteri negara Prancis, dipercaya memimpin 200 ribu pasukan sekutu.
Sejarah merekam pertempuran selama tujuh hari ini dengan nama Battle of Tours atau Battle of Poitiers. Dalam literatur Islam dinamai Bilatusy Syuhada ( Permadani para syahid ).
Puncak pertempuran terjadi pada tanggal 10 Oktober 732 M. Abdurrahman Al - Ghafiqi tercatat sebagai panglima terakhir yang memimpin pasukan Muslim. Mereka sangat terlatih menaklukkan gunung - gunung di Barons ( Pirenia ) dan mengobrak - abrik jantung Eropa.
Nyaris peperangan dimenangkan pasukan Muslim, hingga peristiwa itu terjadi.
"Tinggalkan harta itu...!! " : teriak Al - Ghafiqi berulang - ulang pada pasukannya.
Harta hasil peperangan ini berat untuk dibawa pasukan, namun mereka memaksa membawa harta - harta itu dan meletakkannya di bagian belakang pasukan dan dijaga oleh beberapa penjaga.
Tentara Martell mengetahui hal ini dan memancing kaum Muslimin sibuk dengan pasukan paling belakang, hingga sebagian mereka berputar arah, menolong pasukan yang sedang membawa harta.
Seketika itu Al - Ghafiqi memacu kudanya sekuat tenaga menyelamatkan barisan pasukannya dari arah depan.