BERITABETA.COM – Selasa, 19 Maret 2019, tepatnya pukul 09.09 Wit, redaksi beritabeta.com sempat mengintip sebuah postingan yang cukup menghentak hati netizen. Isinya adalah penggalan puisi di atas yang diunggah oleh akun dengan nama  Deddy Darwis Wailissa.

“Jika nanti mataku terpejam, jantungku berhenti berdetak, nafasku berhenti berhembus, itu artinya tugasku telah selesai, untuk mencintaimu anakku Gayatri Wailissa. Semoga engkau mendapat keridahan Allah SWT. Amiin ya rabbal alamiin,”

Postingan ini juga disertai dengan foto sosok gadis muda yang pernah menjadi perhatian anak negeri ini. Dia tak lain adalah sosok jenius Gayatri Wailissa. Sontak saja postingan sang ayah bernama Deddy Darwis Wailissa, membawa semua orang mengenang almarhuma  anaknya yang kala itu memiliki prestasi yang cukup menggembirakan. Ada 240 akun yang merespons dengan memberikan tanda like dan love pada postingan ini. Dan sebanyak 84 komentar ikut merespon dengan mengamini.

Ayah Gayatri memang kerap memposting tentang ungkapan rasa cintanya kepada sang anak. Tapi kali ini, penggalan puisi yang diunggah membuat beritabeta.com tertarik untuk kembali mengangkat perjalanan gadis jenius yang belum ada tandinggannya itu.  Seperti apa sosok Gayatri?

Postingan Deddy Darwis Wailissa, ayah dari almarhuma Gayatri Wailissa yang cukup menyentuh (FB: Deddy Darwis Wailissa)

Inilah Kisah Gayatri Wailissa

RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 23 Oktober 2014  malam, menjadi perhatian semua orang. Kabar duka datang Jakarta,  gadis belia nan jenius  Gayatri Wailissa itu  dikabarkan tutup  usia  lantaran pendarahan otak.

Gayatri  baru berumur 17 tahun. Gadis berdarah Ambon ini diakui punya segudang prestasi. Dia menguasai 14 bahasa dan sudah menyabet penghargaan internasional.

Gayatri sempat membuat semua orang menjadi terkagum-kagum.  Dalam sebuah  video wawancaranya di talk show Kick Andy Show 19 Juli 2013, Gayatri tampak antusias dan cerdas menjawab semua pertanyaan dari sang pembawa acara, Andy F Noya. Gayatri memaparkan semua bahasa yang sudah dia kuasai.

“Untuk saat ini ada 9 bahasa yang sudah lancar. Terakhir ada inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Mandarin, Jepang, Italian, Spanyol dan Arab. Ada satu bahasa lagi, Thailand tapi masih kurang lancarnya di penulisan. Kemudian ada tiga bahasa lagi yang masih dalam proses pembelajaran, ada bahasa Rusia, Korea Selatan, dan bahasa Hindi Nepal,” kata Gayatri di akun Youtube Kick Andy Videos, Jumat (24/10/2013).

Mendengar jawaban Gayatri, Andy F Noya tampak terkagum-kagum dan bingung menimpalinya. “Baru 16 tahun sudah bisa sebanyak itu. Saya yang seumur ini satu aja bahasa Inggris belum selesai-selesai,” ujar Andy disambut gelegar tawa penonton di studio.

Yang lebih menakjubkan lagi, Gayatri bisa menguasai belasan bahasa itu tanpa belajar dari guru resmi. Dia hanya berbekal banyak buku dan belajar sendiri di rumah.

“Nggak kursus Om, otodidak. Saya belajar dengan beberapa metode. Metode pertama lewat buku pastinya, menghafal kata, tata bahasa, grammar. Kemudian metode kedua ini yang sebenarnya agak gila juga kata orang, saya sering mengulang percakapan di depan kaca sendiri, lewat lagu kemudian nonton film, mendengar percakapan mereka,” paparnya.

Dalam video tersebut sempat ditayangkan suasana keseharian Gayatri di Maluku. Anak dari dari pasangan Deddy Darwis Wailissa dan Nurul Idawaty ini tinggal di rumah sederhana berukuran sedang. Ayahnya mengaku sangat bangga dengan segudang prestasi anaknya itu.

“Saya mendengar dia sedang berbicara sendiri di depan cermin. Ya seperti Jepang gitu. Saya kaget, ini kenapa anak ngomong sendiri. Lalu tiba-tiba sudah ganti bahasa lain. Saya sebagai orangtua merasa bangga dengan prestasi Gayatri yang tidak disangka-sangka. Dia bisa mewakili negara Indonesia atas nama Maluku,” kata Deddy yang bekerja sebagai pekerja kaligrafi itu.

Semasa hidupnya, Gayatri dikenal sebagai anak yang pandai bersosialisasi. Kesibukannya sehari-hari yakni sebagai penyiar radio, penerjemah dan peneliti bahasa, serta menjadi instruktur teater di kampusnya.

Gayatri juga pernah menjadi Duta Anak Tingkat ASEAN, mendapat Medali Perunggu Science Astronomy 2012, Penerima Anugerah Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2013 dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta sebagai delegasi anak di beberapa konferensi internasional tingkat Asia.

Pada video itu, Gayatri mengaku selalu memegang teguh mottonya. Dengan motto itu, dia selalu termotivasi untuk belajar dan terus belajar. “Jadikanlah semua tempat untuk belajar, dan jadikanlah siapa saja sebagai guru,” ujar Gayatri yang kala itu memakai batik ungu.

Andy F Noya juga mempersilakan Gayatri untuk menunjukkan kebolehannya berpidato. Hebatnya, Gayatri melakukan pidato singkat dengan berbagai macam bahasa yang sudah dia kuasai.

Kini, wanita 17 tahun yang mengharumkan nama bangsa itu sudah tidak ada. Perempuan yang pernah mendapatkan penghargaan Young Hero Award 2014 karena jasanya yang begitu luar biasa bagi negara, meninggal secara mendadak.

Gubernur Maluku, Said Assegaff saat itu mengaku seluruh rakyat Maluku merasa kehilangan Gayatri. “Bukan hanya Maluku yang kehilangan, tapi Indonesia juga. Kami turut belasungkawa,” ujar Said.

Prestasi Gayatri

Gayatri menguasai 14 bahasa asing yakni, Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Prancis, Korea, Jepang, India, Rusia, Thailand dan Filipina. Gayatri juga memiliki bakat dan prestasi dalam banyak bidang lain. Di waktu luangnya, Gayatri aktif diberbagai bidang, di antaranya instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis berbagai karya sastra. Ia juga pernah meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains Astronomi 2012.

Gayatri Wailissa

Gayatri menjadi wakil Indonesia untuk Duta Anak tingkat ASEAN. Ia bahkan menjadi delegasi tunggal Indonesia yang mewakili Konferensi ASEAN tahun 2012 di Thailand dan delegasi tunggal (anak) Indonesia dalam konferensi ASIA-Pasifik tahun 2013 di Nepal. Di konferensi tersebut, Gayatri kerap mempresentasikan isu-isu dan solusi terkait permasalahan anak.

Ada pengalaman unik saat Gayatri mewakili Indonesia dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand. Dalam forum tersebut kebanyakan pesertanya hanya menggunakan bahasa asalnya saat berbicara. Melihat keadaan ini Gayatri lalu menawarkan diri untuk menjadi penerjemah bagi anak-anak lain. Berkat aksinya ini, Gayatri mendapat apresiasi dari peserta lain dan ia mendapatkan gelar doktor.

Berkat kemampuannya berbahasa asing dan berbagai prestasinya, Gayatri mendapat banyak tawaran beasiswa untuk belajar di luar negeri. Ia juga mendapatkan berbagai tawaran untuk bekerja di beberapa organisasi dunia termasuk PBB.  Gayatri Wailissa, semoga  Allah SWT menampatkanmu di JannahNya. Amin. (berbagai sumber)