Menyemai Kepercayaan di Atas Puing : Jalan Sunyi dari Ekonomi Media yang Rusak

Media bukan lagi penyambung lidah publik. Ia direduksi menjadi penyedia slot kosong. Yang dijual bukan lagi konten, bukan pesan, bukan gagasan, tetapi ruang kosong yang bisa ditempeli iklan oleh siapa saja. Dalam pasar semacam ini, konten berkualitas kalah dari konten yang gampang dikunyah.
Jurnalisme yang berpihak tergeser oleh sensasi yang viral. Dan yang paling menyedihkan: kepercayaan publik perlahan hilang, bukan karena publik bodoh, tapi karena mereka lelah dikecewakan.
Kepercayaan Bukan Produk, Tapi Pohon
Kita sering berkata, trust adalah segalanya dalam jurnalisme. Tapi dalam praktiknya, trust kerap dipahami dengan cara yang salah. Ia dikalkulasi, bukan dirasakan. Ia diukur dengan metrik digital : engagement rate, sentiment score, time on site, seolah-olah kepercayaan publik bisa dikonversi menjadi angka statistik.
Padahal, bagi saya, trust adalah makhluk hidup. Ia seperti pohon. Ia tidak tumbuh dari data. Ia tumbuh dari kebersamaan. Dari interaksi yang konsisten.
Dari kehadiran yang tidak menghilang saat keadaan sulit. Trust bukan soal siapa yang paling cepat membagikan berita pertama, tapi siapa yang paling bisa diandalkan ketika keadaan genting, membingungkan, dan penuh risiko. Kepercayaan adalah pengalaman batin, bukan impresi visual.
Saya menyaksikan itu setiap hari di Suara Surabaya. Bukan dari dashboard analytic, tapi dari ribuan telepon warga yang datang bukan sekadar untuk menyampaikan keluhan, tapi untuk merasa ditemani. Untuk merasa didengarkan. Untuk merasa dihormati.
Dan di sinilah titik baliknya. Jika media ingin bertahan, maka ia harus kembali menjadi ruang hidup bagi kepercayaan. Bukan sekadar ruang tayang.
Membangun Ekosistem: Trust-Based Affiliate sebagai Jalan Tengah
Dari kesadaran itulah, kami di Suara Surabaya tengah menyempurnakan model yang kami sebut sebagai Trust-Based Affiliate Ecosystem. Model ini tidak lahir dari teori. Ia lahir dari pengalaman, dari praktik panjang menyambungkan warga dengan ruang publik, dari keinginan untuk tetap hidup secara etis dalam sistem ekonomi yang tak berpihak pada media.
Trust-Based Affiliate Ecosystem bukan sekadar model bisnis. Ia adalah ekosistem sosial. Sebuah sistem hidup yang menyatukan media, warga, institusi, dan komunitas dalam satu jaringan kepercayaan yang saling menopang.