BERITABETA.COM, Saparua – Bencana alam tanah longsor dan banjir datang tiba-tiba. Cuaca ekstrim hujan lebat dapat membawa malapetaka bencana alam berupa banjir dan tanah longsor datang menyerang warga. Gejolak alam itu telah mengancam permukiman warga serta nyawa manusia.

Fakta tersebut sudah terjadi di sejumlah wilayah Provinsi Maluku. Lokasi risiko tinggi yang kerap terpapar bencana alam tanah longsor mulai di pedesaan hingga perkotaan yakni area permukiman warga khususnya yang terletak di bawah lereng atau gunung.

Sejumlah negeri atau desa di wilayah Provinsi Maluku termsauk Negeri Siri Sori Islam (SSI) di Kecamatan Saparua Timur Kabupaten Maluku Tengah turut dilanda tanah longsor. Peristiwa bencana naas itu terjadi pada Selasa, (12/07/2022).  

Tokoh Masyarakat Negeri Siri Sori Islam Abubakar Sahupala mengatakan, tanah longsor susulan kapan pun dapat terjadi, dan dapat menimpa permukiman warga termasuk mengancam nyawa warga.

“Untuk menghindari tanah longsor susulan di Negeri SSI, langkah antisipasi atau pencegahan dini patut dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Maluku Tengah atau Malteng melalui Dinas PUPR adalah membangun talud penahanan tanah di bawah lereng,” pinta Abubakar Sahupala kepada Beritabeta.com Minggu, (17/07/2022).

Sebab, sebagian permukiman warga Negeri Siri Sori Islam letaknya di bawah lereng. Kami minta Pemda Kabupaten Maluku Tengah melalui dinas terkait agar dapat membangun talud penahan tanah di bawah lereng.

Ia mencontohkan area permukiman warga Negeri SSI yang rawan alias rentan dengan tanah longsor notabenenya terletak di bawah lereng.

Seperti kawasan Hatam atau Sektor I meliputi Kompleks Garuda Manuhua, Kampung Cina. Kondisi kerawanan serupa juga berada di area Sektor II maupun Sektor III Kompleks Salaiku.

Permukiman warga Kompleks Garuda Manuhua Negeri Siri Sori Islam di bawah lereng.
Permukiman warga Kompleks Garuda Manuhua Negeri Siri Sori Islam di bawah lereng.

Ia mengungkapkan, area tersebut sangat rentan dengan tanah longsor. Olehnya itu dia menyarankan Pemda Kabupaten Malteng agar melakukan antisipasi dini dengan cara membangun talud di bawah lereng.

“Sebab, selama ini belum ada talud yang dibangun oleh pemerintah di bawah lereng yang dekat dengan permukiman warga,” timpalnya.

Beruntung, kata dia, area permukiman warga SSI di bawah lereng tersebut masih tertolong dengan adanya tanaman berupa pohon bambu yang berjejeran di atas [lereng].

Bambu-bambu sepanjang lereng kawasan ini, kata dia, sudah ada sejak dulu kala. Meski begitu, warga Negeri SSI khususnya yang rumahnya di bawah lereng tidak harus dipaksakan untuk bergantung selamanya pada pohon bambu.

“Sebab, kondisi cuaca tidak menentu. Begitu juga bencana alam datangnya secara tiba-tiba. Jadi, sebelum terlambat atau menghindari terjadi tanah longsor hingga menelan korban jiwa, Pemda Kabupaten Malteng harus bertindak cepat yakni membangun talud. Utamanya talud dibangun di belakang rumah-rumah warga tepatnya di bawah gunung,” desaknya.

Ia mendorong Pemda Kabupaten Malteng agar membangun talud di bawah lereng guna melindungi permukiman warga dari ancaman tanah longsor.

Ia berujar, jangan sampai sudah terjadi bencana, kemudian pemrintah baru melakukan penindakan atau pembangunan talud. Seharusnya, kata dia, Pemda Malteng mengutamakan langkah pencegahan.

Jalan praktis mengantiasipasi ihwal dimaksud, lanjut dia, Dinas PUPR Kabupaten Malteng patut membangun talud penahan tanah khususnya di permukiman warga Negeri SSI yang berada di bawah lereng.

Permukiman warga Kompleks Kampung Cina Negeri Siri Sori Islam di bawah lereng.
Permukiman warga Kompleks Kampung Cina Negeri Siri Sori Islam di bawah lereng.

Apalagi, masalah ini sudah beberapa kali diusulkan oleh warga Negeri SSI kepada pihak Pemda Kabupaten Malteng. Sayangnya usulan dimaksud sampai saat ini belum juga direalisasi oleh Dinas PUPR Malteng.

Padahal, keberadaan talud di bawah gunung sangat membantu bahkan menjadi solusi terbaik untuk melindungi permukiman warga dari ancaman tanah longsor.

“Karena talud ikut menopang tanah. Jadi, kami meminta Pemda Malteng dapat membangun talud di bawah lereng guna melindungi permukiman warga dari musibah longsor,” pungkasnya.   (*)

 

Editor : Samad Vanath Sallatalohy